Viral di media sosial Twitter yang memperlihatkan oknum kelompok Front Pembela Islam (FPI) diduga menyerobot tenda bantuan dari organisasi Gereja Katolik untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

FPI yang menyerobot tenda bantuan dari organisasi Katolik itu diunggah oleh akun Twitter @Hasan06108822.

Namun, berdasarkan penelusuran Tajukflores.com, penyerobotan itu merupakan kejadian terkait pencopotan label gereja di tenda bantuan dari Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia yang dilakukan Ormas Garis.

Kendati demikian, unggahan akun @Hasan06108822 mendapat sorotan dari netizen. Akun @martamuslin misalnya, menyebut Katolik sebagai agama mahal.

Dia memastikan agama Katolik tak pernah melakukan kristenisasi. Sebab, menjadi pemeluk keyakinan Katolik pun tidaklah mudah.

"Katolik itu agama mahal. Anda mau masukpun kalau lulus Ujian Katekumen. Kalau gak lulus gak dibaptis anda. Jadi tdk ada itu Katolikisasi, itu hanya ada di alam fiksi," ujarnya seperti dikutip Tajukflores.com, Senin (28/11).

Baca Juga:  Direktur Perumda Tirta Komodo Klarifikasi Soal Program Hibah Air Minum 2022

Kok bangga??? https://t.co/Q7Vshupzoi

— Yunarto Wijaya (@yunartowijaya) November 28, 2022

Dia juga menyebut jika banyak pemimpin di Indonesia pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. Kendati demikian, tak satupun yang merasa terganggu akidahnya sebagai seorang muslim.

"Banyak pemimpin negeri ini lulusan sekolah Katolik dan tdk terganggu akidahnya sama sekali," sambung akun @martamuslin.

Katolik itu agama mahal. Anda mau masukpun kalau lulus Ujian Katekumen. Kalau gak lulus gak dibaptis anda. Jadi tdk ada itu Katolikisasi, itu hanya ada di alam fiksi. Banyak pemimpin negeri ini lulusan sekolah Katolik dan tdk terganggu akidahnya sama sekali.

— Labuan Bajo Komodo (@martamuslin) November 26, 2022

Pendapat Martha Muslin dibenarkan netizen lainnya. Akun @Chichi_NovWin misalnya, menyebut jika sebagian anggota keluarganya pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik.

Baca Juga:  Pembakar Al-Quran Salwan Momika Masih Hidup, Ditangkap di Norwegia dan Terancam Dideportasi ke Swedia

Menurutnya, sampai hari ini anggota keluarganya tetap menjadi seorang muslim.

"Suamiq, kakak dan adiknya sejak TK sampai bangku SMP bahkan kakaknya sampai SMA adlh lulusan sekolah Katolik Mater Dei Probolinggo dan mrk sampai saat ini ttp dgn keyakinannya sbg seorg muslim…," tulis akun @Chichi_NovWin.

Sementara akun lainnya, @@Fr4nst berbicara mengenai proses masuk ke Gereja Katolik yang begitu rumit.

"Masuk Katolik? Bnyk persyaratan yg hrs diikuti. Butuh waktu tahunan. Sy dr kecil tinggal di asrama Katolik. Tapi untuk masuk Katolik, kala itu (thn 80 an) sy wajib ikut katekumen selama 3 thn. Bahkan adik sy yg jg di asrama Katolik dan selalu ikut misa, sampai tua blm Katolik," tulisnya.