Jakarta – Gempa bumi berkekuatan bumi 6,2/6,5 magnitudo mengguncang Kabupaten Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat pada Sabtu (27/4) malam. Gempa di Garut ini menyebabkan air laut di Pantai Sayang Heulang, Desa Mancagahar Pemengpeuk sempat surut, namun tidak menimbulkan tsunami.

BMKG pun mengimbau masyarakat di wilayah pesisir pantai Jawa Barat untuk mewaspadai berita hoaks terkait gempa yang mengguncang Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. BMKG menegaskan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

“Tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Gempa tersebut tidak potensi terjadinya tsunami,” kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan persnya, Minggu (28/4).

Daryono menjelaskan, gempa yang terasa sampai Tasikmalaya, hingga Sukabumi itu berpusat di laut. Yakni, dengan jarak 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut di kedalaman 70 kilometer.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik. Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia,” ucap Daryono.

Pantai Sayangheulang Sempat Surut

Senada, Bripda Faisal, anggota Polsek Pamengpeuk, Garut, mengatakan bahwa air laut di Pantai Sayang Heulang sempat surut setelah gempa terjadi. Namun, pasca gempa di Garut ini, air laut kembali pasang dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda tsunami.

“Air laut sempat mengering namun tak lama kemudian pasang kembali namun dalam batas normal. Tidak ada tanda tanda berpotensi tsunami,” kata Bripda Faisal, Sabtu (28/4).