Jakarta – Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, prihatin dengan banyaknya anak muda Indonesia (Gen Z) yang menganggur. Alih-alih semangat dan produktif, para Gen Z itu malah bersantai-santai.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan 9,9 juta generasi muda usia 15-24 tahun di Indonesia tidak bekerja dan tidak sekolah (NEET) pada tahun 2023.
“Ini harus menjadi peringatan keras bagi Gen Z kita. Bahwa sebenarnya ini ada masalah serius,” kata Rakhmat dalam perbincangannya dengan Pro3 RRI, Minggu (19/5).
Menurutnya, data BPS ini menunjukkan dua masalah krusial: ketersediaan lapangan pekerjaan dan akses pendidikan. “Jumlah 10 juta itu sangat besar,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rakhmat mengingatkan bahwa Gen Z memiliki peran penting dalam menghadapi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Jadi, ini di satu sisi adalah kritik terhadap Gen Z. Tapi sekaligus juga peringatan, hati-hati gitu ya, kondisi Gen Z sekarang ini jangan dibiarkan seperti itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya kebijakan dan intervensi negara untuk mengerem situasi ini agar tidak semakin memburuk.
“Bisa jadi ini akan terus meningkat setiap tahun. Makanya, perlu ada perhatian ekstra dari pemerintah,” katanya.
Berita ini menyoroti beberapa poin penting:
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.