Ruteng – Di lembah Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, berdiri megah sebuah gereja tua yang telah menjadi saksi bisu sejarah dan perkembangan umat Katolik di wilayah tersebut.
Gereja ini bernama Gereja Paroki Kristus Raja Pagal, dan sejak didirikan pada tahun 1915, telah menjadi ikon arsitektur unik yang memukau.
Gereja Pagal memukau pengunjung dengan perpaduan arsitektur tradisional dan kolonial yang harmonis.
Bangunan ini berbentuk segi empat dengan atap berbentuk kerucut, menyerupai rumah adat Manggarai, yang dikenal sebagai Mbaru Niang atau Mbaru Gendang.
Keunikan terletak pada atap kerucut yang memberikan sentuhan lokal pada struktur bangunan gereja.
Dua menara kembar yang menjulang tinggi di bagian depan gereja memberikan sentuhan arsitektur kolonial Eropa yang elegan.
Perpaduan antara elemen-elemen tradisional dan kolonial membuat Gereja Pagal menjadi sebuah masterpiece arsitektur yang unik dan menarik.
Sejarah Panjang Gereja
Gereja Pagal tidak hanya menjadi lambang arsitektur, tetapi juga menyimpan sejarah panjang umat Katolik di wilayah Pagal-Cibal.
Sejak masuknya ajaran Katolik pada tahun 1915, gereja ini menjadi pusat pelayanan dan peribadatan bagi umat Katolik di sekitarnya.
Pada awalnya, para misionaris Serikat Verbi Divini (SVD), terutama Pater Muller, memainkan peran kunci dalam membawa ajaran Katolik ke Pagal-Cibal.
Pembaptisan Markus Huwa pada 29 Mei 1915 di Pagal menjadi tonggak sejarah, menandai awal perjalanan Gereja Katolik di wilayah tersebut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.