“Perubahan warna air danau kawah, sebaran belerang yang intensif didukung oleh peningkatan kegempaan, mengindikasikan terjadinya suplai magma ke permukaan,” imbuh Hendra.

Sementara, warna air Kawah II teramati masih sama sesuai dengan pemeriksaan sebelumnya yakni berwarna biru muda. Kondisi serupa teramati pada Kawah III. Pada tanggal 23 Mei 2024, teramati air danau kawah berwarna hijau tua, sama seperti pemeriksaan sebelumnya.

Hendra mengatakan, potensi ancaman bahaya Gunung Kelimutu saat ini adalah erupsi freatik dan magmatik yang bisa menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter. Sementara, hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin.

“Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas Gunung Kelimutu. Sehingga tingkat aktivitas Gunung Kelimutu dinaikkan dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada) terhitung mulai tanggal 24 Mei pukul 13.00 WITA,” jelas Hendra.

Lewat keterangannya, Hendra meminta masyarakat di sekitar Gunung Kelimutu agar tetap tenang tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Kelimutu.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Ende agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Kelimutu di Kampung Kolorongo, Desa Koa Nora, Kabupaten Ende untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas Gunung Kelimutu,” katanya.