Dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Jumat, 10 November 2023, Tedros melaporkan bahwa setengah dari total 36 rumah sakit di Jalur Gaza dan dua pertiga pusat layanan kesehatan primer di sana sudah tidak beroperasi. Dia menekankan bahwa rumah sakit yang masih bertahan pun terpaksa beroperasi melebihi kapasitas yang seharusnya.

Menurut Tedros, dengan situasi seperti ini, sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza saat ini dapat diibaratkan sedang “bertekuk lutut.”

Kondisi tersebut menciptakan tantangan serius, dengan koridor rumah sakit yang dipadati oleh korban luka, orang sakit, dan mereka yang sekarat.

Operasi bedah bahkan dilakukan tanpa anestesi, dan puluhan ribu pengungsi mencari perlindungan di rumah-rumah sakit yang tersisa. Tedros menyoroti bahwa situasi ini menciptakan lingkungan di mana tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza.

“Koridor rumah sakit penuh dengan korban luka, orang-orang sakit, dan orang-orang yang sekarat. Kamar mayat kewalahan. Operasi bedah dilakukan tanpa anestesi. Puluhan ribu pengungsi berlindung di rumah-rumah sakit,” tutur Tedros dalam pernyataannya