Para pendamping ini merupakan hasil seleksi dari 2.796 pelamar, di mana beberapa di antaranya memiliki gelar akademis Magister (S2) dan Doktor (S3) serta para pakar.

“Keberhasilan dan kinerja tenaga pendamping akan diukur dari perubahan koperasi setelah pendampingan,” kata Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (11/7) seperti dikutip dari ANTARA.

Baca Juga:  KemenkopUKM: TikTok Langgar Aturan, Manipulasi Harga dan Promosi Produk Ilegal

Pendampingan akan dilakukan dengan dua cara, yakni secara tatap muka melalui penempatan 80 tenaga pendamping dan 34 lainnya melalui pendampingan daring.

Zabadi mengatakan, program pendampingan yang diluncurkan di tiga wilayah yakni Makassar, Medan, dan Yogyakarta ini sangat penting untuk mengakselerasi pencapaian target 500 koperasi modern.

Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sebesar 5,5 persen pada 2024. Kemenkop UKM menargetkan pada 2024 akan ada 114 koperasi yang nantinya dapat menerima pendampingan ini.

Baca Juga:  Kurangi Balap Liar, Andi Asmara Gelar Ajang Drag Race and Drag Bike Championship 2023

Dengan berbagai upaya dan strategi yang dilakukan, pemerintah berharap dapat memperkuat peran koperasi dalam pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan visi “Indonesia Emas 2045”.