Labuan Bajo – Perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-21 Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) diwarnai kritik dari para aktivis terkait realisasi janji kampanye dan pembangunan daerah. Doni Parera, aktivis sosial, menilai bahwa slogan “Mabar Mantap” yang diusung oleh Bupati Edistasius Endi dan Wakil Bupati Yulianus Weng (Edi-Weng) saat Pilkada 2020 hanyalah “pemanis kampanye”.

Doni menilai bahwa janji kampanye Edi-Weng ‘Mabar Mantap’ tidak sejalan dengan pencapaian selama kepemimpinan mereka di Manggarai Barat. Beberapa janji yang disebutkan, seperti Labuan Bajo Smart City, penciptaan kota-kota baru di kecamatan, pemerintahan yang bersih, layanan publik berbasis teknologi; pertanian, peternakan, dan perikanan zonasi berbasis teknologi, serta program beasiswa tidak mampu, tidak terwujud sepenuhnya.

Selain itu, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta insentif bagi tenaga medis, perhatian khusus bagi para lansia, komitmen untuk tekan angka kematian ibu dan anak, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif.

Kemudian, menciptakan generasi berani berwirausaha, dan meningkatkan prosentase terserapnya tenaga kerja produktif di semua sektor, pemerataan dan peningkatan kualitas semua jenis infrastruktur pelayanan masyarakat dan jalan raya dan menuntaskan persoalan air minum serta menyediakan pengelolaan berbasis teknologi informasi.

“Impian Mabar Mantap hanya jadi pemanis kampanye untuk menjaring suara belaka ketika minta dipilih. Karena setelah diberi kepercayaan, Mabar Mantap tak terwujud,” kata Doni kepada Tajukflores.com merespon perayaan puncak hari ulang tahun Manggarai Barat ke-21 yang dilaksanakan pada, Senin (26/2).

Dia juga meragukan implementasi program-program tersebut selama kepemimpinan Edi-Weng. Doni menyoroti bahwa kendala seperti infrastruktur jalan yang tampak hanya memperoleh pembiayaan dari provinsi dan pusat, sementara janji menciptakan kota-kota baru belum terwujud, dan layanan publik belum terlihat mengalami perkembangan teknologi. Doni juga mempertanyakan zonasi wilayah untuk pertanian dan peternakan yang belum ada hingga sekarang.

“Masih jauh panggang dari api. Kemungkinan tidak dapat terwujud. Hanya soal infrastruktur jalan saja yang tampak. Itupun pembiayaan dari provinsi dan pusat. Janji ciptakan kota-kota kecil yang baru di kecamatan, di ibukota kecamatan mana itu terwujud?,” ungkap Doni.

“Labuan Bajo jadi smart city, sudahkah itu terwujud? Pelayanan masyarakat berbasis teknologi, apakah ada? Lihat saja yang paling sering dibutuhkan masyarakat adalah pelayanan di dinas catatan sipil dan kesehatan. Apakah ada sentuhan teknologi baru dalam pelayanan itu selama paket Edi-Weng diberi kepercayaan memimpin oleh masyarakat Mabar? Sejauh pengamatan, tetap seperti pelayanan ketika mereka belum diberi kepercayaan,” sambung dia.