Kopassus, melalui Komando Kesatuan Territori, dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang, berhasil menumpas gerakan ini dengan operasi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Meskipun menghadapi tantangan yang besar, Kopassus berhasil mengakhiri gerakan RMS pada tahun 1966.

2. Penumpasan PRRI/PERMESTA

Pergolakan PRRI/Permesta berawal dari konflik internal Angkatan Darat dan tuntutan otonomi daerah. Kopassus turut serta dalam misi penumpasan PRRI, berhasil menguasai Lanud Simpang Tiga setelah pertempuran singkat dengan pasukan PRRI.

3. Operasi TRIKORA

TRIKORA merupakan konflik antara Indonesia dan Belanda terkait Irian Barat. Kopassus, melalui Pasukan Gerak Cepat (PGT) dan RPKAD, melakukan operasi infiltrasi untuk mengacaukan situasi dan menarik perhatian Belanda.

Keberhasilan operasi ini membuat Belanda goyah dalam klaimnya atas Irian Barat.

4. Operasi Pengintegrasian Timor Timur

Operasi ini dilakukan untuk mengintegrasikan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia. Kopassus, melalui Kopassanda, melakukan operasi khusus untuk mengamankan dan mengintegrasikan wilayah tersebut.

Operasi ini berlangsung sejak Desember 1975 dan terus berlanjut untuk memburu tokoh-tokoh Fretilin.

5. Operasi Pembebasan Sandera

Pada Maret 1981, Kopassus berhasil melakukan operasi pembebasan sandera terhadap pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh kelompok ekstremis Islam “Komando Jihad”.

Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan, Kopassus membebaskan seluruh sandera dan berhasil menangkap atau menembak mati seluruh pelaku pembajakan.

Catatan Merah Kopassus

Di balik deretan prestasi gemilang dan ketangguhannya dalam menjaga kedaulatan bangsa, Kopassus, pasukan elite TNI AD, tak luput dari catatan merah terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Berikut beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang melibatkan Kopassus:

1. Penculikan Aktivis Pro-Demokrasi 1998

Pada Mei 1998, jelang keruntuhan rezim Orde Baru, sekelompok aktivis pro-demokrasi diculik dan dihilangkan secara paksa oleh Tim Mawar, satuan khusus Kopassus.

Peristiwa ini mencoreng citra Kopassus dan menjadi salah satu luka mendalam bagi sejarah demokrasi Indonesia.

Hingga saat ini, beberapa pelaku masih bebas dan belum dihukum, dan sejumlah aktivis yang diculik masih belum ditemukan.

2. Rumoh Geudong

Rumoh Geudong adalah sebuah rumah di Desa Bilie Aron, Aceh, yang dijadikan sebagai pos penyiksaan oleh anggota Kopassus selama Operasi Militer Domestik (DOM) di Aceh pada tahun 1998-1999.

Di tempat ini, banyak warga sipil yang disiksa, dibunuh, dan diperkosa.

Kasus Rumoh Geudong menjadi simbol kekejaman dan pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Kopassus selama DOM Aceh.

3. Pembunuhan Munir Said Thalib

Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM ternama Indonesia, dibunuh dengan cara diracun di atas pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanan menuju Belanda pada tahun 2004.

Penyelidikan mengungkap bahwa Muchdi Purwopranjono, seorang perwira Kopassus, terlibat dalam pembunuhan ini.

Muchdi divonis bebas oleh pengadilan, namun kasus ini masih meninggalkan banyak pertanyaan dan keraguan.

4. Kasus Lainnya

Selain kasus-kasus di atas, masih banyak pelanggaran HAM lain yang diduga melibatkan Kopassus, seperti kasus Wamena 1998, kasus Trisakti 1998, dan kasus Tanjung Priok 2012.

Kopassus adalah pasukan elite yang memiliki peran penting dalam menjaga kedaulatan bangsa. Namun, penting untuk diingat bahwa sejarah Kopassus tidak hanya tentang prestasi gemilang, tetapi juga tentang catatan kelam pelanggaran HAM.