Untuk mengatasi panas terik selama ibadah haji yang berlangsung selama lima hari tersebut, otoritas Arab Saudi menerapkan berbagai langkah keamanan. Ini termasuk pemasangan alat penyejuk kabut, posko pendingin, tenda medis, dan titik hidrasi.

Para petugas juga menyarankan jemaah haji untuk menggunakan payung dan menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Mereka diimbau untuk menghindari paparan sinar matahari langsung di siang hari, serta beristirahat di antara ritual untuk mencegah kelelahan akibat panas.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Karhutla Jadi Penanganan Prioritas di NTT

Namun, meskipun berbagai tindakan pencegahan telah dilakukan, jumlah korban meninggal akibat panas diperkirakan akan terus meningkat.

Pada hari Rabu, ratusan orang masih mencari kerabat mereka yang hilang di rumah sakit-rumah sakit Arab Saudi.

Tahun lalu, lebih dari 8.400 jemaah haji dirawat karena kelelahan akibat panas atau terkena serangan heatstroke. Hampir setengah dari mereka dirawat inap di rumah sakit.

Melaksanakan ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara fisik dan finansial, minimal sekali seumur hidup.

Baca Juga:  Meta Beri Label 'Made with AI' untuk Konten di Instagram, Facebook, dan Threads, Apa Dampaknya?

Pada tahun 2024, lebih dari 1,83 juta umat Islam melaksanakan ibadah haji. Angka tersebut termasuk lebih dari 1,6 juta jemaah haji yang berasal dari 22 negara, menurut otoritas haji Arab Saudi.

Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk pengendalian massa dan langkah-langkah keamanan bagi para peserta haji.

Namun, banyaknya jemaah yang hadir membuat upaya untuk memastikan keselamatan mereka menjadi tantangan tersendiri.