Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR), lembaga think tank yang berfokus pada isu energi, kelistrikan, dan perubahan iklim, menyerukan pemerintah untuk mereformasi kebijakan ketenagalistrikan dan mengimplementasikan pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) guna mempercepat transisi energi bersih di Indonesia.

IESR juga menyebut bahwa pasar modal bisa menjadi solusi alternatif bagi perusahaan energi terbarukan untuk menarik pendanaan dari investor.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menjelaskan bahwa pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia diawali dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga panas bumi (PLTP), yang awalnya masih bergantung pada investasi asing karena kebutuhan modal besar.

Namun, kini pemanfaatan energi seperti biogas, biomassa, surya, dan angin mulai berkembang dan dikelola oleh perusahaan dalam negeri.

“Perusahaan-perusahaan lokal saat ini telah mengembangkan pembangkit energi terbarukan berskala kecil seperti surya, mikrohidro, dan biogas, serta berskala besar seperti PLTP dan PLTA. Banyak dari mereka mendapat dukungan pembiayaan melalui perbankan dan pasar modal,” ungkap Fabby pada Minggu (10/11).

IESR bersama Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) juga mengajukan lima rekomendasi jangka pendek kepada pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mempercepat transisi energi yang adil, termasuk melalui kebijakan sektor ketenagalistrikan berbasis Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dan pendanaan JETP.

Menurut Fabby, IPO (Initial Public Offering) di pasar modal bisa membantu mengatasi kendala pendanaan perusahaan energi terbarukan.Namun, perusahaan yang ingin melantai di bursa harus memiliki prospek menarik, baik dari sisi operasional maupun keuangan, dan memenuhi berbagai persyaratan, seperti rekam jejak yang baik, kontrak jangka panjang, dan investment return rate (IRR) yang memadai.

Perkembangan IPO di Sektor Energi Terbarukan

Prediksi dari Ernst and Young (EY) Indonesia menunjukkan meningkatnya minat terhadap IPO di sektor energi terbarukan, terlihat dari performa saham perusahaan energi terbarukan yang mengalami kenaikan signifikan.