Jakarta – Deputi Tiga Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto mengayatakan Indonesia masih terbelenggu dalam situasi darurat kemandirian pangan. 

Diketahui, enam dari sembilan bahan pokok, termasuk daging (35%), gula (28%), garam (14%), dan susu (13%), masih dipenuhi melalui impor.

“Kemandirian pangan itu bermasalah. Hampir semua komoditas strategis nasional itu dipenuhi dan disupport dari impor,” kata Susanto dalam perbincangan bersama PRO3 RRI pada hari Selasa (12/3).

Di sisi lain, kata dia, kendala utamanya mencakup produksi dalam negeri yang tertinggal dan lahan baku yang berkurang. Menurutnya, harga pangan impor yang lebih murah menciptakan persaingan ketat dengan produk lokal.

“Memang produksi dalam negeri kita sekarang ini kurang. Kemudian, jumlah penduduk kita itu meningkat terus, bahan baku kita itu turun terus,” ujarnya.

Meski demikian, menurutnya, strategi peningkatan kemandirian pangan diarahkan pada diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan sumber daya lokal.

“Selain itu, diperlukan perubahan pola konsumsi untuk meningkatkan preferensi masyarakat terhadap pangan lokal,” ucapnya.