In Memoriam Mgr Hubertus Leteng, Tidak Abu-abu dalam Menyikapi Isu Sosial Ekonomi

Selasa 17-10-2023, 19:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Cukuplah sudah keserakahan manusia dan berhentilah sudah kerakusan orang-orang yang mempunyai uang, untuk tiada henti-hentinya mengeruk isi perut bumi ini dengan usaha tambang, jaga reno tana ho’o (awas! Hilang dan tenggelam tanah dan wilayah ini),” ujar Mgr Hubert kala itu.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “Biarkanlah tanah ini, alam ini dan lingkungan hidup ini menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi ini.”

Sesudah perayaan ekaristi Bapak Uskup bersama umat melanjutkan ziarah dan berdoa di Gua Bunda Maria Torong Besi. Peziarahan kemudian dilanjutkan ke bekas lokasi tambang PT Sumber Jaya Asia yang meninggalkan lubang-lubang menganga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari lokasi tambang, jelang sore, Uskup Hubert dan rombongan ke Kampung Serise. Umat menyambutnya dengan ramai.

Setelah acara Kapu (penyambutan tamu) Uskup Hubert mendengarkan keluhan dan harapan umat Serise yang mengharapkan agar aktivitas pertambangan di kampung Serise dihentikan karena mendatangkan penderitaan bagi semua warga. Janji kesejahteraan hanyalah tinggal janji.

Baca Juga:  Mendorong Klub Sepak Bola NTT Lebih Profesional

“Peristiwa 21 Juli 2010 adalah peristiwa bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan dalam perjalanan sejarah Gereja Keuskupan Ruteng. Kecemasan, duka dan derita umat sekitar lingkar tambang menjadi kecemasan, duka dan derita Gereja Keuskupan Ruteng,” tulis Pastor Mateus Batubara, OFM, biarawan OFM yang kala itu juga terlibat aktif dalam gerakan tolak tambang di Manggarai raya.

Tak hanya terlibat aktif dalam gerakan tolak tambang di Manggarai, Mgr Hubert juga bersuara secara tegas menolak privatisasi Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2016.

Saat itu, pemerintah provinsi NTT berencana menyerahkan pengelolaan sebidang tanah milik pemerintah di kawasan Pantai Pede kepada perusahaan swasta yang kala itu disebut-sebut milik Setiya Novanto.

Masyarakat menolak karena Pantai Pede adalah salah satu wilayah pantai di dalam kota Labuan Bajo yang tersisah. Sebagian besar yang lainnya sudah dibangun hotel sehingga menghambat akses warga untuk menikmati pantai secara gratis.

Bila tanah milik Pemda di Pantai Pede juga dibangun hotel, masyarakat khawatir ruang masyarakat untuk menikmati wisata pantai secara gratis semakin sulit didapat.

Baca Juga:  Momen Penti Beo Ruteng, Manggarai 2020

Dalam kondisi pro kontra pembangunan hotel di Pantai Pede ini, Mgr Hubert lagi-lagi memiliki sikap tegas, tidak abu-abu. Pada 31 Mei 2016, Mgr Hubert menggelar misa penutupan bulan Maria di Pantai Pede, sebagai sebuah simbol bahwa pantai tersebut tetap milik publik.

Silakan datang setiap hari, mencari kesegaran dan berbagi kasih diantara sesama. Pantai ini, diperuntukan bagi kita orang-orang kecil dan sederhana,” ujar Mgr Hubert saat itu.

Beberapa tahun terakhir sejak meninggalkan Ruteng, Mgr. Hubertus Leteng menjalani silentium (keheningan) kehidupan di Paroki Garut, Keuskupan Bandung, Jabar.

“Setiap pagi renungan pendek beliua share ke grup. Jalan “sempit” beliau lalui dengan jiwa besar. Saya teringat kesaksian P Ernest Waser SVD, pendiri SMP/SMA St. Klaus. Dia berkata, Uskup Hubert orang baik dan suci,” ujar seorang kenalan Mgr Hubertus Leteng di percakapan grup WhatsApp sebagaimana dikutip Tajukflores.com, Minggu, 31 Juli 2022.

Selamat Jalan Yang Mulia menuju Rumah Bapa yang Abadi…

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

Kisah Inspiratif Damasus Lodolaleng, Wisudawan Terbaik Magister Pendidikan Undana Kupang 2024
Profil Kamala Harris, Kandidat Presiden AS Penantang Donald Trump di Pilpres 2024
Kisah Pak Aco, Nelayan Hebat Berjuang Selamatkan 2 Anaknya saat Tenggelam di Perairan Labuan Bajo
Odekta Naibaho Juara Pertama Putri LPS Monas Half Marathon, Hadiah Didonasikan untuk Bangun Gereja
Brigjen Sumy Hastry Purwanti Tambah Daftar Polwan dengan Pangkat Jenderal di Polri
Kisah Ulfatun Nikmah, Anak Tukang Ukir Jepara Raih Gelar Magister UGM
Mario G Klau Rilis Lagu Baru ‘Terluka Lagi’, Lirik Berbahasa Kupang
Sempat Viral, Ini Kabar Terbaru dari Romo Oktovianus Pelagian Ranta, Imam Katolik Lulus Tes Polisi!
Berita ini 161 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB