Tajukflores.com – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) optimis produk perikanan dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dapat menjadi komoditas ekspor melalui program Indonesia Gastrodiplomacy Series (seri gastrodiplomasi).

Program ini diikuti oleh 23 duta besar (dubes) asing yang berkunjung ke Labuan Bajo dalam rangka mempromosikan kekayaan kuliner dan rempah-rempah Indonesia, khususnya NTT.

“Barangkali saja bisa mendorong untuk ekspor produk perikanan kita juga ke negara-negara tersebut,” kata Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Ani Nigeriawati di Labuan Bajo, dikutip pada Senin (1/7).

Menurut Ani, Gastrodiplomacy Series merupakan bagian dari kampanye nasional “Indonesia Spice Up the World” untuk mengenalkan rempah-rempah dan kuliner khas Indonesia ke dunia internasional.

“Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan luar biasa untuk spices (rempah-rempah) dan tadi juga makanan dan sebagainya ini ambil langsung dari sini semua, ikannya kemudian seafoodnya, sayurnya dan semua dari NTT dan mereka diolah sedemikian rupa dan memiliki taste yang luar biasa,” jelas Ani.

Para dubes asing tersebut tampak menikmati hidangan laut khas Labuan Bajo yang disajikan di Kuliner Kampung Ujung. Ani berharap para dubes dapat mempromosikan dan melihat potensi produk perikanan di Labuan Bajo.

“Sekaligus juga menggerakkan UMKM di sini, tadi mereka berkunjung melihat bagaimana produk-produk perikanan yang dimiliki di sini,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UMKM (Disnakertranskopumkm) Manggarai Barat Theresia P Asmon mengatakan pemerintah daerah berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi para dubes asing yang berkunjung ke Labuan Bajo.

“Untuk bahan baku hidangan laut seperti lobster, ikan, dan lainnya serta rempah-rempah 100 persen dari Labuan Bajo,” kata Theresia.

Melalui kegiatan ini, Theresia optimis akan terjadi peningkatan kualitas menu dan pelayanan bagi para wisatawan dan pengunjung di Labuan Bajo.

“Jadi para pelaku kuliner semakin teliti melihat menu, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan (food safety),” ujarnya.