Meski kekuatan di lapangan berkurang, Israel terus mengintensifkan serangan ke Gaza melalui udara.

“Seolah-olah tentara pendudukan melancarkan perang baru. Ledakannya tidak henti-hentinya, suaranya datang dari berbagai arah,” ujar Raouf Abed (20), warga Deir Al Balah.

Setiap kali warga berharap ada gencatan senjata, kata dia, pasukan Zionis justru meningkatkan serangan seolah-olah mereka berusaha menekan Hamas. S

erangan udara Israel ke kamp pengungsi Al Shati, Rabu (10/4/2024), menewaskan tiga putra serta empat cucu pemimpin Hamas Ismail Haniya.

Namun Haniya menegaskan pembunuhan anggota keluarganya tak akan mengubah tuntutan gencatan senjata Hamas bahwa Israel harus hengkang dari Gaza.