Angka ini semakin mencemaskan menjelang Pemilu 2024. Sayangnya, pemahaman masyarakat dan aktor politik tentang klientelisme masih belum utuh. Upaya pencegahan seperti sosialisasi dan kampanye anti politik uang belum membuahkan hasil maksimal.
Burhanuddin Muhtadi, pakar politik, mengungkapkan bahwa faktor pendorong vote-selling bukan semata pendapatan, status sosial, atau pendidikan.
Dalam bukunya “Kuasa Uang: Politik Uang dalam Pemilu Pasca-Orde Baru”, Burhanuddin Muhtadi menyoroti bahwa pendapatan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan dalam mendorong seseorang untuk terlibat dalam transaksi klientelisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebaliknya, faktor utamanya adalah normalisasi praktik tersebut oleh masyarakat, yang membuat mereka menjadi permisif.
Menariknya, masih banyak komunitas masyarakat yang melihat tindakan klientelisme sebagai suatu gestur kebaikan hati, bahkan religius, sehingga mereka mendukungnya dengan keyakinan bahwa itu adalah tindakan yang mulia.
Studi tentang perilaku penjualan suara oleh Rizka Halida, seorang pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia, bersama tiga rekan penelitinya pada tahun 2022 menemukan bahwa jumlah uang yang ditawarkan dapat memengaruhi keputusan penjual suara untuk menerima atau menolaknya, terutama jika penjual suara memiliki inhibitory self-control yang rendah.
Inhibitory self-control adalah kemampuan untuk menahan diri dari perilaku impulsif yang berisiko atau melanggar aturan.
Ketika seseorang memiliki inhibitory self-control yang tinggi, mereka cenderung memproses secara kognitif bahwa menerima uang dari pembeli suara sama dengan berpartisipasi dalam transaksi ilegal dan tidak etis, dan ini mendorong mereka untuk menghindarinya.
Faktor psikologis lain yang memengaruhi keputusan penjual suara adalah “bias rabun jauh”, yang merupakan kecenderungan manusia untuk lebih memilih hadiah yang dapat diperoleh saat ini, meskipun nilainya kecil, dibandingkan dengan hadiah yang lebih besar yang hanya dapat diperoleh di masa depan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis : Redaksi Tajuk Flores
Editor : Marcel Gual, Peter D
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya