Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa jarak sentra jagung penyedia pakan ternak unggas menjadi kendala bagi para peternak ayam dan telur. Hal ini disampaikan oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rahmi Widiriani.

“Fenomena di Indonesia lokasi peternak itu tidak dekat dengan sentra-sentra (penyedia-red) jagung. Jadi ada jarak untuk transportasi dari wilayah sentra produksi jagung ke sentra-sentra peternak,” kata Rahmi, seperti dikutip pada Senin, 29 Januari 2024.

Rahmi mengatakan bahwa lokasi produksi jagung tersebar di sejumlah wilayah, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sebagian Jawa Timur. Namun, peternak ayam petelur paling banyak ada di daerah Sumatera Barat.

Jarak yang jauh antara sentra jagung dan sentra peternakan unggas menyebabkan tingginya biaya transportasi. Hal ini berdampak pada harga pakan ternak yang menjadi lebih mahal.

“Jadi harga jagung di sentra produksi itu lebih murah, tetapi karena jaraknya jauh, biaya transportasinya tinggi, jadi harganya menjadi lebih mahal di sentra peternakan,” kata Rahmi.

Kendala jarak sentra jagung ini dapat berdampak pada produktivitas peternak ayam dan telur. Jika harga pakan ternak mahal, maka peternak harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan penurunan keuntungan atau bahkan kerugian.

Untuk mengatasi kendala ini, Bapanas berencana untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur transportasi yang lebih baik. Selain itu, Bapanas juga akan mendorong pengembangan sentra produksi jagung di dekat sentra peternakan unggas.

Bantuan Pangan Ayam dan Telur untuk Meningkatkan Gizi

Sementara itu, Bapanas juga meluncurkan program unggulan pada Januari tahun ini. Pihaknya berencana menyalurkan bantuan pangan ayam dan telur untuk membantu meningkatkan gizi warga Indonesia.

“Untuk 1,4 juta keluarga rawan stunting. Jadi mulai Januari-Juni (2024) akan ada penyaluran bantuan pangan khusus penanganan stunting ayam beku 1 kg, telur 10 butir,” ujar Rahmi.

Bantuan pangan ayam dan telur ini akan didistribusikan ke wilayah-wilayah yang memiliki angka stunting tinggi. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan asupan protein dan gizi bagi anak-anak dan keluarga rawan stunting.

Rahmi mengatakan bahwa bantuan pangan ayam dan telur ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.