Aneka tingkah laku yang aneh kerap dikaitkan dengan perasaan jatuh cinta. Rasa berdebar saat bertemu si dia, senyum-senyum sendiri, hingga tiba-tiba menuliskan kata-kata romantis di Instagram Story menjadi segelintir sinyal.
Sekelumit tingkah aneh itu menimbulkan pertanyaan bagi para peneliti. Mereka menduga bahwa jatuh cinta mampu membawa perubahan mendasar pada fisiologi manusia.
Sejauh ini belum ada yang membuktikan hal tersebut, hingga sekelompok peneliti dari University of California, Amerika Serikat, membawa jawaban pasti.
Mengutip abstraksi penelitian berjudul “Falling in Love Is Associated with Immune System Gene Regulation”, peneliti mengungkapkan adanya perubahan selektif pada regulasi gen sel imun.
Jatuh cinta dengan seseorang mengakibatkan gen memproduksi interferon. Nama terakhir merupakan protein yang biasa dikerahkan untuk melawan virus.
Peneliti melakukan penelitian pada sampel darah 47 wanita muda saat mereka menjalin hubungan romantis selama dua tahun studi.
Tingkat interferon itu bergeser seiring status hubungan. “Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan fisiologis melemah saat hubungan kian matang,” ujar peneliti, mengutip The Independent.
Namun, peneliti belum menemukan alasan di balik peningkatan interferon. Mereka menduga, peningkatan ini digunakan tubuh untuk mempersiapkan pembuahan. Dari sini, peneliti meyakini bahwa perubahan gen pada pria saat jatuh cinta akan berbeda.
“Langkah krusial berikutnya adalah untuk menginvestigasi jika pola serupa muncul pada pria yang jatuh cinta,” ujar mereka.
Sumber: CNN Indonesia