Fraksi Gerindra DPRD Manggarai mengkritisi program Manajemen Pertanian Terintegrasi (Simantri) Pemerintah Kabupaten Manggarai. Program unggulan Bupati Deno Kamelus dan Wakil Bupati Viktor Madur itu diminta untuk segera dievaluasi.

Dalam pernyataannya, fraksi Gerindra menyebut jika keanggotaan Simantri hanya terdiri dari keluarga ketua kelompok Simantri. Menurut fraksi Gerindra, program Simantri bukan untuk petani umumnya, melainkan bantuan terhadap kelompok keluarga.

Menanggapi itu, Bupati Deno Kamelus mengatakan, apa yang disampaikan fraksi Gerindra harus disertai bukti agar tidak main tuding.

“Prinsip setiap yang buat dalil, kewajiban pembuktian ada pada yang bersangkutan. Kelompok Simantri anggotanya (terdiri dari) keluarga dan ketua kelompok harus dibuktikan,” ujar Bupati Deno, Minggu (30/6/2019).

Program Simantri merupakan program yang digagas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Program ini juga menjadi andalan Kabupaten Manggarai untuk meningkatkan pendapatan petani. 

Secara teknis, Simantri merupakan kegiatan integrasi pertanian dalam arti luas yang dikenalkan pada usaha tanaman pangan, palawija dan holtikultura, peternakan, perikanan dan tanaman kehutanan dalam satu wilayah/lokasi kegiatan.

Simantri juga merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat pedesaan. Sasarannya adalah peningkatan luas tanam, populasi ternak, tersedianya pakan ternak yang berkualitas sepanjang tahun, tersedianya pupuk dan sebagainya.

Menurut Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, program Simantri merupakan sebuah upaya mengentaskan minimal 80 Kabupaten Tertinggal (KT) pada akhir RPJMN 2015-2019. Setidaknya terdapat 50 Kabupaten Tertinggal menjadi fokus program Simantri. Daerah itu merupakan wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, rawan bencana, rawan pangan, serta pasca-konflik.

Pada tahun 2018, program Simantri menyasar 16 kabupaten prioritas terintegrasi ini. Kemudian dipilih empat kabupaten sebagai pilot project permodelan yaitu Kabupaten Aceh Singkil, Lombok Timur, Manggarai, dan Maluku Tenggara Barat.

Hasil dari piloting tersebut akan diadopsi oleh 12 Kabupaten Prioritas lainnya sesuai dengan karakteristik potensi, kebutuhan, dan permasalahan daerah masing-masing.

Tak mau berpolemik panjang, Bupati Deno mengatakan, pihaknya tetap fokus pada program Simantri untuk meningkatkan pendapatan petani di Manggarai. Apalagi, kata dia, sejauh ini sudah mendapat pengakuan dari Gubernur NTT Viktor Laiskodat.

“Jangan menghina petani dan kelompok tani. Jangan menilai petani saat kita marah dan frustasi. Mari kita terus bersama petani. Perkuat mereka, bimbing mereka ke arah pertanian modern. Walau usaha itu tidak seperti membalik telapak tangan. Ayo petani, bangkit dan sejahtera,” pungkas Bupati Deno.