Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengunjungi Labuan Bajo, Manggarai Barat selama dua hari sejak Minggu (19/1) hingga Selasa (21/1).
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi yang ditemani istrinya, Iriana Jokowi beserta sejumlah menteri meninjau Puncak Waringin dan infrastruktur penunjang pariwisata di lokasi tersebut. Selain itu, Jokowi juga menyerahkan 2.500 sertifikat hak atas tanah untuk warga setempat.
Menariknya, dalam kunjungan kali ini, muncul imbauan di media sosial Facebook agar warga Labuan Bajo tidak menjual tanah mereka. Bukan tanpa sebab, sebagai destinasi wisata yang terus menjadi sorotan, harga tanah di Labuan Bajo tentu mempunyai daya tawar tinggi. Apalagi Jokowi juga sudah mencanangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium.
Penelusuran Tajukflores.com, saat ini sudah banyak yang menjual tanah di Labuan Bajo di situs online.
Salah satu pemilik akun Facebook Yohanes Sehandi misalnya, meminta warga agar tidak tergiur dengan daya tawar tinggi. Yohanes mengingatkan warga untuk bijak mengelola aset tanah, tanpa harus menjualnya ke pihak luar.
Berikut imbauan Yohanes dalam Facebook yang dikutip Tajukflores.com, Rabu (22/1).
Halo … Labuan Bajo, Jangan Jual Tanah
Mohon maaf, ini bukan provokasi, tetapi advokasi. Ini sekadar untuk mengingatkan agar orang-orang Labuan Bajo dan sekitarnya tidak dengan mudah menjual tanah di tengah tawaran harga melambung tinggi pada saat ini. Harga diri terakhir orang-orang Labuan Bajo, menurut saya, kini tinggal aset tanah, setelah sumber daya yang lain kalah jauh bersaing dengan para pendatang atau para investor yang menyerbu dan menyergap Labuan Bajo.
Sebagai orang Labuan Bajo yang kini masih di rantau, tentu menunggu pensiun untuk balik Labuan Bajo, saya berpendapat, kita orang-orang Labuan Bajo tidak perlu bahkan tidak boleh menjual tanah. Aset berharga yang bernama tanah itu, jangan dijual, tetapi diinvestasikan dalam bentuk “sewa pakai” atau dalam bentuk “penyertaan modal.” Penjelasan singkatnya sebagai berikut.
