Tajukflores.com – Kepala Desa Golo Lanak, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai Sebastianus Mbaik akhirnya buka suara soal warganya yang protes penggusuran lahan untuk pembukaan jalan tani.

Dia menjelaskan bahwa untuk pembukaan jalan tani dari Jengok menuju Rembuk itu sudah dibahas bersama dengan warga termasuk pemilik lahan yang dilalui oleh proyek tersebut.

“Jangan percaya dengan apa yang mereka katakan. Jalan tani ini, karena ditolak oleh orang Kampung Gangkas, mekanismenya rembug bersama, karena ditolak oleh orang Gangkas, saya langsung suruh BPD (Badan Permusyawaratan Desa) buat lokasi sasarannya, karena itu dulu dirembug. Ada daftar hadir,hanya yang tidak tanda tangan itu, Silvester Magu,” jelasnya dalam Bahasa Manggari kepada Tajukflores.com, Kamis (9/5).

Lebih lanjut Sebastianus Mbaik menjelaskan bahwa warga bernama Silvester Magu memang tidak hadir saat rembug bersama. Namun, menurutnya Silvester Magu sudah menyetujui jalan tersebut melewati lahannya.

“Tidak hadir dia waktu itu (rembug), tapi dia menyetujui tapi tidak tanda tangan. Sedangkan yang lain, semua yang hadir tanda tangan semua,” jelas dia.

Sebastianus Mbaik menambahkan, pihaknya sudah melakukan rembug sebanyak tiga kali untuk membahas proyek tersebut. Dia pun membantah kalau apa yang dilakukan saat ini tanpa pemberitahuan.

“Tidak hanya sempat diundang untuk bahas, mungkin tiga kali bahas bersama. Sesudah di Gendang Kolong, di RT, lalu di Gendang Rotong. Karena ini Lingko, ada warga dari dusun kami. Dan kalau dibilang bohong, ada berita acaranya. Kami tidak langsungkan datangkan eksa (ekskavatorĀ ),” tambahnya.

Dia juga menegaskan bahwa hanya ada satu pohon kemiri di lahan Silvester Magu yang menjadi korban.

“Hanya satu kemiri yang tumbang, saya lihat tadi, tidak banyak. Apa gunanya buat jalan tani kalau buat hancur usaha masyarakat,” jelas Sebastianus.

Dia mengaku, penggalian jalan tani yang sedang dilakukan saat ini sudah melalui mekanisme yang benar dan transparan. Sebab, dalam surat yang ditandatangani warga ada beberapa poin yang menjadi kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa Golo Lanak dengan warga.

“Iya (sudah dibahas bersama dengan pemilik lahan). Memang salah satu bunyinya, masyarakat tidak minta ganti rugi semua tanaman yang dilalui, lalu bersedia survei tanpa menuntut upah. Begitu. Karena memang saya tidak hadir saat mereka rembug, BPD dan Kepala Dusun saja. Surat itu saya dapat dari Maria Linggung, saya tidak karang. Karena Pak Sil Magu tidak tanda tangan, saya juga tidak memalsukannya,” katanya dengan tegas.

Dia lantas mengungkapkan faktor penyebab munculnya protes dari warga. Menurutnya, ada orang yang menceritakan kepada Silvester Magu, bahwa kemirinya sudah digusur semua.

Kata dia, pihak Silvester Magu seperti dijebak oleh omongan orang karena faktanya hanya satu kemiri yang tumbang.

“Tadi itu ada kakak mereka sendiri di lokasi penggusuran, Vinsen Janggong. Tadi Pak Silvester sendiri lagi yang survei selanjutnya. Jadi mereka ini, kalau berdasarkan penjelasan dari Bapak Vinsen Janggong, dijebak. Karena saat ada yang meninggal di Lalang kemarin, ada orang yang ceritakan, tapi tidak tahu siapa namanya yang bicara ke Pak Silvester bahwa kemirinya sudah habis (digusur),” ungkapnya.

Sebastianus Mbaik mengaku dirinya tak mau merugikan masyarakat dengan proyek penggalian jalan tani. Namun, dia berharap agar apa yang disampaikan harus sesuai dengan kejadian di lapangan.

“Kalau media turun ke lapangan, bisa sedih juga dengan apa yang dibicarakan orang dengan kenyataannya di lapangan. Cuma dua pohon kemiri yang digusur. Saya juga tidak mau masyarakat dirugikan,” kata dia.