Tajukflores.com – Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga angkat bicara terkait unggahan viral di media sosial yang mempertanyakan lulusnya 11 calon siswa (casis) Akpol asal Polda NTT.
Nama-nama 11 casis Akpol asal Polda NTT tersebut mendapat sorotan netizen karena mayoritas dianggap bukan putra asli NTT melainkan memiliki marga Batak.
Adapun 11 casis Akpol itu adalah Yudhina Nasywa Olivia (Wanita), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui, Bintang Lijaya, Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abisai Silitonga, Muhammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Karna Silalahi, dan Lucky Nuralamsyah.
Kapolda NTT asal Sumatera Utara (Sumut) ini menegaskan bahwa penerimaan casis Akpol, Bintara, hingga Tamtama Polri telah melalui mekanisme yang berlaku dan tanpa intervensi.
“Saya selaku Kapolda tidak bisa intervensi atau mempengaruhi hasil yang di laksanakan oleh Panitia yang diawasi oleh Internal Polri maupun pengawas eksternal dari masyarakat, perwakilan orang tua dan akademisi,” kata Daniel kepada wartawan Sabtu (6/7), dikutip dari Pos Kupang.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy menyatakan bahwa proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan.
“Sehingga lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres. Proses seleksi administrasi dilakukan secara berjenjang di tingkat Polres dan Panda Polda NTT,” jelasnya.
Ariasandy menambahkan bahwa selama proses rekrutmen berlangsung, pengawasan ketat dilakukan oleh internal maupun eksternal Polri.
“Selama pelaksanaan proses, semua tahapan diawasi secara ketat oleh pengawas internal (Itwasda dan Propam) serta pengawas eksternal dari berbagai kalangan seperti IDI, Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jurnalis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, Bidang Meteorologi,” terangnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.