Setiap tahapan tes, lanjut Ariasandy, dilakukan secara transparan dengan sistem one day service di mana hasilnya langsung diumumkan pada hari itu juga.

“Ujian psikologi dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT dengan fasilitas laboratorium komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang,” ujarnya.

Ariasandy menekankan bahwa panitia tidak dapat mengubah hasil perolehan nilai karena sudah diolah dalam sistem dan peserta sudah mengetahui nilai setiap selesai tahapan pendaftaran.

“Seluruh hasil tes langsung ditayangkan dan ditandatangani peserta serta pengawas. Setiap habis pelaksanaan tes, peserta juga dipersilahkan mengisi survei kepuasan yang dilakukan secara terbuka,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, kelulusan 11 casis Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda NTT tahun 2024 menuai protes dari netizen.

Pasalnya, mayoritas casis yang lolos ke Mabes Polri untuk mengikuti seleksi selanjutnya diduga bukan asli orang NTT.

Protes ini muncul di media sosial setelah pengumuman kelulusan casis Taruna Akpol Panda Polda NTT tahun ajaran 2024 pada Rabu (3/7).

Dari 11 casis yang lolos, mayoritas berasal dari daerah tertentu, sehingga memicu kecurigaan netizen bahwa proses seleksi tidak berjalan transparan dan adil.

Beberapa netizen mempertanyakan mekanisme seleksi dan meminta Polda NTT untuk memberikan penjelasan terkait asal usul para casis yang lolos.

“Ini Polda NTT atau Polda Sumut?,” tulis seorang netizen di kolom komentar akun Facebook El Asamau yang membagikan informasi nama-nama 11 Casis Taruna Akpol Polda NTT yang lulus, dikutip Tajukflores.com, Sabtu (6/7).