Kardinal mengatakan bahwa kehadiran fisik Paus Fransiskus sangat berarti dan menambahkan bahwa perlu digali lebih dalam mengenai sejarah hubungan diplomatik antara kedua negara.

“Saya kira sangat bagus untuk digali. Jadi kehadiran secara fisik Paus sangat berarti, mestinya lebih jauh daripada itu. Sehingga doa bagi kesehatan Paus sangatlah penting,” ujar Kardinal Suharyo.

Kardinal Suharyo juga menekankan pentingnya untuk memperkenalkan pikiran-pikiran besar yang terkandung dalam dua dokumen utama dari Paus Fransiskus, yaitu Laudato Si’ tentang Lingkungan Hidup, dan Fratelli Tutti tentang Persaudaraan Sejati.

Ia menyatakan bahwa lebih penting untuk fokus pada pesan-pesan yang terkandung dalam dokumen-dokumen tersebut daripada sekadar kedatangan Paus Fransiskus secara fisik.

“Sangat penting untuk memperkenalkan pikiran-pikirannya. Jangan fokus pada kedatangannya semata namun jauh lebih penting pesan-pesan beliau,” kata Kardinal Suharyo.

Dia menekankan bahwa pesan-pesan mengenai kemanusiaan, perlindungan terhadap pengungsi, perhatian terhadap perdagangan manusia, dialog lintas iman terkait dengan dokumen Abu Dhabi, serta tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dalam Laudato Si’ merupakan hal-hal yang harus ditekankan.

Kardinal Suharyo juga menyarankan agar pesan-pesan tersebut disampaikan secara periodik, sehingga masyarakat dapat terus menerima inspirasi dan arahan dari Paus Fransiskus dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian, kunjungan Paus Fransiskus tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga kesempatan untuk memperdalam pemahaman akan nilai-nilai dan pandangan dari pemimpin spiritual tersebut.