RE yang hadir dalam rapat mengungkapkan bahwa para pelaku sering membanggakan posisi orang tua mereka sebagai pejabat, bahkan ketua partai. Salah satu pelaku yang berinisial M mengaku bahwa ayahnya adalah ketua partai berinisial A.
“Mereka selalu membanggakan status orang tua mereka dan mengancam saya. Mereka mengatakan, ‘Lu tau nggak bapak kita siapa? Dia bapaknya Ketua Partai, DPR, MK.’ Mereka meminta saya mengikuti keinginan mereka,” ungkap RE.
Sementara itu, Rasamala Aritonang, kuasa hukum salah satu anak yang dilaporkan, membantah adanya bullying dan menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan duel sukarela antara siswa yang bersangkutan.
“Tidak ada kekerasan seksual, tidak ada pengeroyokan. Yang terjadi adalah duel satu lawan satu yang dilakukan atas kesepakatan bersama,” kata Rasamala.
Tanggapan Pihak Sekolah
Sebelumnya, pada Kamis (12/9), pihak Binus School Simprug melalui Humas Binus School Education, Haris Suhendra, juga menegaskan bahwa tidak ada perundungan maupun pelecehan seksual yang terjadi. Sekolah menyebut insiden tersebut sebagai perselisihan biasa antara siswa.
“Sekolah telah melakukan investigasi berdasarkan bukti dan saksi, dan menemukan bahwa kasus ini adalah perselisihan antara siswa,” ujar Haris.
Kasus ini viral di media sosial dan tercatat dalam Laporan Polisi Nomor STTLP/B/331/I/2024/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.