Menanggapi pernyataan Silvester Magu, Kepala Desa Golo Lanak dan aparat desa menyambutnya dengan baik. Sebastianus Mbaik mengatakan konflik yang terjadi ini akan menjadi bahan evaluasi pemerintah desa dalam membuat kebijakan ke depannya.
Dia juga menegaskan akan siap menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, yakni transparan dan juga bertanggung jawab. Salah satunya dengan melibatkan warga dan pihak-pihak terkait untuk mengkaji program yang disiapkan pemerintah desa.
“Ini memang menjadi bahan evaluasi bagi kami ke depannya. Soal papan infomrasi proyek, itu akan kami utamakan agar ke depannya semakin terbuka bagi masyarakat,” katanya.
Dia pun berharap, konflik yang terjadi saat ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Sebab, menurutnya program yang ada bertujuan untuk kebaikan warga Desa Golo Lanak.
“Jadi semua masukan saat ini tentu menjadi bahan pelajaran dan evaluasi kami. Kami juga berharap, karena tujuan dari program ini juga buat masyarakat. Untuk apa juga kita buat program kalau pada akhirnya merugikan masyarakat,” tutupnya.
Sebelumnya, Silvester Magu selaku pemilik lahan yang dilalui oleh proyek jalan tani mengaku tidak diberitahu oleh pemerintah desa Golo Lanak sebelum melaksanakan penggusuran. Dia pun menyampaik protes, namun kemudian bisa terselesaikan sehingga penggusuran jalan terus berlanjut.
Sementara Kepala Desa Golo Lanak Sebastianus Mbaik dalam penjelasannya mengatakan bahwa proyek jalan tani Jengok ke Malus tersebut sudah melalui kesepakatan dengan warga, termasuk pemilik lahan. Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah soal pembebasan lahan yang tidak membutuhkan biaya ganti rugi kepada warga.
Pemilik lahan juga pada saat pengerjaan proyek harus turun ke lokasi untuk mensurvei alur jalan. Namun, ternyata saat pelaksanaan, pihak pemilik lahan tidak diberitahu dan bahkan mengorbankan tanaman seperti kemiri.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.