Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74, Pemerintah Pusat mengangkat tema: “SDM Unggul, Indonesia Maju.”
Seiring dengan semangat ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui momen bermartabat peringatan HUT RI yang ke-74 ini memberikan penghargaan kepada para pihak yang dinilai telah berkontribusi bagi pembangunan daerah dalam bidang pengabdiannya masing-masing.
Dan dalam semangat kemerdekaan, Pemerintah Kabupaten Manggarai khususnya Perumda Air Minum Tirta Komodo memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat yang dinilai berkontribusi bagi kemajuan penyediaan air minum bersih kepada masyarakat.
Melalui Kajian Manajemen Perumda Air Minum Tirta Komodo Kabupaten Manggarai, maka diputuskan memilih dr. Philipus Mantur (ahli waris dan perwakilan dari Alm. Petrus Maga) sebagai “tokoh masyarakat teladan” karena telah menyerahkan dengan sukarela lahan dan mata air Wae Ntala untuk melayani masyarakat di IKK Narang, Kecamatan Satar Mese Barat.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Bupati Manggarai Viktor Madur usai Apel Perayaan HUT ke-74 Republik Indonesia di Lapangan Motang Rua Ruteng, Sabtu 17 Agustus 2019.
Profil dr Philipus Mantur
Philipus Mantur merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara/i pasangan almarhum Petrus Maga dan almarhumah Theresia Nahul. Ia lahir di Repok, Kecamatan Satar Mese Barat pada 08 September 1964.
Adapun saudara/i dr. Philipus di antaranya: Hubertus Udur (66) berdomisili di Jakarta, Kristina Amal (64) di Narang, Regina Mamul (61) di Narang, Elisabet Bunut (58) di Lia, Satar Mese, Filomena Ganut (53) di Repok, Fransiskus Ramat (50) di Narang, Salesius Empor (48) di Narang, Ambrosius Jangkur (40-an) di Narang, Anselmus Embu di Narang.
Philipus menamatkan pendidikannya dari Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta pada tahun 1998. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDK Todo 2 pada 1979, sekolah menengah pertama di SMP Negeri Iteng pada 1982, dan SMA Widya Bhakti pada 1985.
Ia menikah dengan Ibu Feni Akeng dan memiliki tiga orang buah hati yakni: Petrus Mantur (19) yang sedang belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang, Paulus Mantur (17) dan Patrisia Jeni Mantur (13) yang kedua-duanya sedang menempuh pendidikan menengah di SMA dan SMP St. Fransiskus Xaverius Ruteng.
Usai menyelesaikan pendidikan dokter, ia mengabdi sebagai Aparat Sipil Negara. Karirnya ia mulai sebagai dokter di Rumah Sakit St. Rafael Cancar (2002-2004). Kemudian, ia mengabdi sebagai ASN di RSUD Ruteng (2002-2005) dan Puskesmas Kota Ruteng (2005-2008).
Karirnya melejit sebagai ASN setelah diangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur. Pengabdian ini ia jalankan sejak tahun 2008 sampai dan berakhir pada tahun 2016 lalu.
Saat ini, dr. Philipus berkarya sebagai dokter swasta di Klinik Suster Kongregasi Carolus Boromeus (CB), Wejang Asi, Mano-Nancang, Manggrai Timur. Selain itu, ia membuka praktik pada sore hari di Dongang, Ruteng.
Mata Air Wae Ntala
Apa motif penyerahan tanah beserta mata air oleh Keluarga dr Philipus kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam hal ini Perumda Air Minum Tirta Komodo Kabupaten Manggarai?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari sejenak mengingat sejarah, karena Bapak Ir. Soekarno (Presiden RI Pertama), sang proklamator kita selalu menggaungkan, “jas merah : jangan sekali-kali melupakan sejarah.”
Beberapa tahun silam, tepatnya pada 17 September 2019 keluarga besar Bapak Petrus Maga, ayahhanda dari dr Philipus beserta adik-adik kandungnya yakni: Fransiskus Ramat, Salesius Empor, Ambrosius Jangkur dan Anselmus Embu bersepakat disaksikan Anak Rona mereka di Kampung Pulang, Kecamatan Satar Mese menyerahkan lahan seluas 2.625 m2 kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam hal ini Perumda Air Minum Tirta Komodo.
Di tengah-tengah lahan milik keluarga almarhum Petrus Maga ini terdapat Sumber Mata Air Wae Ntala yang saat ini dikelola Perumda Air Minum Tirta Komodo untuk melayani sebagian masyarakat pelanggan di IKK Narang, Kecamatan Satar Mese Barat.