Kemampuan pertama adalah kemampuan untuk berpikir kreatif, termasuk mengonsep ide, mempunyai kemampuan desain dan visual, dan inovatif.

“Kita butuh anak-anak yang memang penuh ide, bagaimana kemampuan desain dan virtual, kemampuan berkomunikasi dan sebagainya,” tuturnya.

Kemampuan kedua adalah kemampuan teknologi, yaitu memahami penggunaan perangkat lunak (software), bahasa pemograman hingga kemampuan menganalisa data.

Kemampuan ketiga adalah kemampuan komunikasi, yang mencakup berbicara, menulis, mendengarkan, hingga bernegosiasi.

Kemampuan keempat adalah kemampuan manajemen dan kepemimpinan, seperti kemampuan manajerial hingga pengambilan keputusan.

Dengan memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, generasi muda diharapkan dapat menjadi ASN yang profesional dan dapat menunjang proses digitalisasi birokrasi di Indonesia.

“Karena reformasi birokrasi itu, atau anak-anak yang melaksanakan birokrasi itu merupakan engine of development gitu ya. Jadi kita lah semuanya adalah engine (mesin) dari pembangunan. Itulah kenapa reformasi sangat diperlukan,” pungkasnya.