“Tujuannya adalah agar pengelola dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga wisatawan merasa lebih tenang saat berkunjung ke destinasi wisata desa,” kata Konstan.

Sementara itu, Analis Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Feri Suprapto, menyoroti bahwa keamanan dan keselamatan destinasi wisata sangat penting, karena memiliki dampak langsung pada tingkat kunjungan wisatawan.

Ia mengingatkan bahwa aspek ini sangat sensitif dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pengelola destinasi.

Baca Juga:  Gandeng TikTok, BPOLBF Gelar KONTRAS di Taman Parapuar, Dorong Kolaborasi dan Kreativitas Komunitas Labuan Bajo

“Persoalan keamanan dan keselamatan berdampak besar pada kunjungan wisata. Aspek ini sangat sensitif, dan jika tidak dikelola dengan baik, bisa menurunkan jumlah kunjungan,” tegas Feri.

Ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan survei internasional Travel and Tourism Development Index (TTDI) yang dirilis World Economic Forum, Indonesia sebelumnya menempati peringkat rendah dalam hal keamanan dan keselamatan wisata.

Namun, di bawah kepemimpinan Sandiaga Uno, peringkat Indonesia meningkat dari posisi 34 ke posisi 22. Pelatihan seperti ini diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas destinasi wisata desa di Indonesia.

Baca Juga:  Dorong Event Berkualitas di NTT Masuk KEN 2025, BPOLBF dan Disparekraf NTT Adakan Webinar

Selain itu, pelatihan ini juga menghadirkan narasumber dari Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) Indonesia, yang fokus pada pembangunan ketangguhan bencana di sektor pariwisata.

Mereka tengah mengembangkan konsep desa wisata tangguh bencana, guna meningkatkan kesiapsiagaan di destinasi wisata.