Tajukflores.com – Setelah gencarnya upaya pemerintah dalam mewujudkan green economy dan blue economy, saat ini istilah green economy dan blue economy kembali mencuat sebagai salah satu komitmen pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapre) 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Pasalnya, telah lama ini Ganjar-Mahfud menyoroti isu terkait kekayaan sumber daya alam (SDA) yang ada di Indonesia yang begitu melimpah.
“Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa ini harus dikelola dengan baik mulai dari tambang, timah, emas, nikel dan lainnya dikelola untuk Indonesia maka bangsa ini sudah makmur sejak lama,” ucap Mahfud saat deklarasi Ganjar-Mahfud di Gedung Arsip Nasional, di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023 malam.
Maka dari itu pasangan calon Ganjar-Mahfud mempunyai misi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 7 perssen tentunya juga melalui green economy dan blue economy. Dan misi tersebut sebagai langkah untuk menghindari terjebak dalam kondisi middle income trap.
Apa perbedaan di antara green economy dan blue economy?
Mengutip visi dan misi pasangan Ganjar-Mahfud, green economy berfokus pada upaya ekonomi yang berkelanjutan dengan penekanan pada pelestarian lingkungan dan pengurangan dampak negatif terhadap alam, dengan menekankan khususnya pada daratan dan ekosistem darat.
Berdasarkan United Nations Environment Programme (UNEP), ekonomi hijau atau green economy merujuk pada aktivitas ekonomi yang memiliki emisi karbon yang rendah, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif dari segi sosial.
Green economy bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Ini mencakup berbagai praktik dan inisiatif seperti penggunaan energi terbarukan, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pengelolaan sumber daya alam secara bijak.
Praktik-praktik geeen economy melibatkan perubahan dalam sektor energi, pertanian, industri, dan konsumsi untuk meminimalkan dampak lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daratan.
Sedangkan blue economy adalah pendekatan ekonomi yang lebih khusus terhadap pemanfaatan dan pelestarian sumber daya laut dan kelautan, yang mencakup laut, samudera, dan perairan pesisir.
Ini sesuai dengan sasaran dalam kebijakan pembangunan kelautan nasional yang dijelaskan dalam RPJPN 2005-2025, yaitu untuk mencapai tujuan ketujuh, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berfokus pada kepentingan nasional melalui pembangunan ekonomi kelautan yang berkelanjutan dan peduli terhadap lingkungan.
Blue economy bertujuan untuk menjaga ekosistem laut, meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Ini mencakup praktik yang mendukung penangkapan ikan berkelanjutan, pengembangan ekowisata laut, dan pengurangan polusi laut.
Praktik blue economy melibatkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, konservasi ekosistem laut, dan pengembangan kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan laut, seperti pariwisata laut dan pengelolaan sumber daya kelautan dengan bijak.
Dalam konsep ekonomi hijau, terdapat empat aspek yang menjadi fokus utama, sementara dalam konsep ekonomi biru terdapat delapan poin yang menjadi titik berat perhatian pasangan calon ini.
Ekonomi Hijau
1. Transisi Energi
Pasangan Ganjar dan Mahfud berkomitmen untuk memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber utama energi, dengan target mencapai kapasitas 3.700 Gigawatt (GW) dalam beberapa tahap untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Dengan demikian, proporsi energi terbarukan dalam matriks energi akan mencapai 25-30% pada tahun 2029.
2. Desa Mandiri Energi
Dalam konsep ini, desa-desa di Indonesia akan mampu memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang ada di sekitar mereka untuk memenuhi kebutuhan energi, yang akan menjadi bagian integral dari upaya peningkatan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
3. Pengelolaan Limbah sebagai Berkah Ekologi