Kisah Hidup Kombes Pol Alfons Loemau, dari Terhina Menjadi Kebanggaan

Sabtu 27-01-2024, 14:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dok. Kombes Pol (Purn) Alfons Loemau. Foto: Istimewa

Dok. Kombes Pol (Purn) Alfons Loemau. Foto: Istimewa

Tajukflores.com – Terlahir sebagai anak dari kepala Perwakilan Pelni di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) hidup Alfons Loemau seharusnya nyaman. Namun, kenyataannya berbeda. Alfons dan saudara-saudaranya kerap disuruh ayahnya untuk berjualan ikan bakar di pasar.

Alfons membagikan kisah hidupnya dalam sharing session keluarga rantau Flobamora di Sekretariat Forum Komunikasi Masyarakat Flobamora (FKM Flobamora) Jakarta di Amuya Cafe-Graha Kana, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Januari 2024 malam. Sharing session diawali dengan sambutan dari Ketua FKM Flobamora, Donkers Mayorga.

Purnaiwaran Polri Alfons Loemau merupakan salah satu putra NTT yang memiliki karir bagus di Polri dengan pangkat terakhir sebagai komisaris besar (kombes).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alfons merupakan lulusan Akpol 1974 dan berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir terakhirnya adalah Staf Ahli Wakapolri dan Kepala Biro Binamitra Polda NTT.

“Di sana (Atambua), kalau anak dari kepala Pelni itu kata orang sesuatu (sebuah kehormatan). Tetapi saya sangat terhina karena setiap bapak saya pulang dari Pelabuhan Atapupu, dia beli ikan banyak, dia panggang ikan terus suruh kami jual di pasar,” kata Alfons Loemau.

Baca Juga:  Kapal Kayu Tenggelam di Pulau Kera Kupang, 36 Penumpang Selamat

Kendati demikian, Alfons Loemau yang lahir pada 26 Januari 1951, memilih untuk memendamnya dalam hati dan merasakan dorongan kuat untuk membuktikan bahwa ia juga bisa sukses suatu hari nanti.

“Dalam hati saya, ini orang tua kok begini, tapi hanya dalam hati, tidak berani keluar karena bapak saya keras,” sambungnya.

Warisan pendidikan, bukan harta

Suatu hari, setelah pulang dari melayat, ayah Alfons Loemau memanggil ia dan saudara-saudaranya. Di depan mereka, sang ayah mengatakan bahwa ia tak akan membagikan sepeser pun harta kekayaan.

“Kalian punya bapak punya sapi, punya mobil dan sebagainya, tapi jangan kamu pikir harta saya buat kamu. Kalau kamu tidak sekolah, kamu bukan siapa-siapa,” kata ayah Alfons kala itu.

Rupanya, sang ayah memberi pesan kepada mereka lantaran melihat kejadian di tempat melayat dimana anak-anak dari kerabatnya yang meninggal hari itu merebut harta warisan di saat jenazah ayah mereka masih disemayamkan.

Baca Juga:  'No Viral, No Justice' Jadi Tantangan Bagi Anggota DPR, Kata Puan Maharani

“Jadi, jangan sampai seperti opa yang meninggal tadi, begitu jenazah sudah di tempat tidur, anak-anak rebut harta. Buat kalian, sepeser pun tidak saya wariskan,” kata ayah Alfons.

Meski awalnya merasa tersinggung dan terhina, Alfons Loemau merasa dorongan kuat untuk membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci utama kesuksesan, bukan harta benda.

“Saya merasa bahwa didikan itu membuat saya terhina, dan terhina itu harus berbuat sesuatu dan harus pulang membawa kebanggaan,” kata Alfons.

Alfons mengaku bahwa ia adalah seorang anak yang nakal di masa kecilnya. Namun, ia juga memiliki rasa ingin tahu yang besar, terutama tentang keadilan.

Pasca tahun 1965, Alfons Loemaumenyaksikan peristiwa pembantaian massal yang terjadi di Atambua pasca-G30S/PKI. Peristiwa tersebut membuat Alfons Loemausemakin ingin menjadi seorang aparat penegak hukum.

“Pada tahun 1965 pasca PKI, bagaimana mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan Kota Atambua. Dan yang saya lihat, yang mati itu itu kuli-kuli bodoh, tidak tahu apa-apa dan mereka dipotong,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Marcel Gual

Editor : DM

Berita Terkait

Kisah Inspiratif Damasus Lodolaleng, Wisudawan Terbaik Magister Pendidikan Undana Kupang 2024
Profil Kamala Harris, Kandidat Presiden AS Penantang Donald Trump di Pilpres 2024
Kisah Pak Aco, Nelayan Hebat Berjuang Selamatkan 2 Anaknya saat Tenggelam di Perairan Labuan Bajo
Odekta Naibaho Juara Pertama Putri LPS Monas Half Marathon, Hadiah Didonasikan untuk Bangun Gereja
Brigjen Sumy Hastry Purwanti Tambah Daftar Polwan dengan Pangkat Jenderal di Polri
Kisah Ulfatun Nikmah, Anak Tukang Ukir Jepara Raih Gelar Magister UGM
Mario G Klau Rilis Lagu Baru ‘Terluka Lagi’, Lirik Berbahasa Kupang
Sempat Viral, Ini Kabar Terbaru dari Romo Oktovianus Pelagian Ranta, Imam Katolik Lulus Tes Polisi!
Berita ini 344 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB