Tajukflores.com – Peluh mengucur deras di dahi Eko Wahyudi saat truk yang dikemudikannya tiba di Pelabuan Multipurpose Wae Kelambu, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Pulau Flores. Hawa panas Labuan Bajo menyambutnya siang itu.
Setelah memarkir truk sekira 8 meter panjangnya, ia bergegas ke sebuah warung kopi, tak jauh dari Pelabuan Multipurpose Wae Kelambu. Di sana, bersama rekan-rekannya sesama sopir truk, Eko bertukar cerita. Sesekali mereka tertawa.
Usai menghabiskan segelas kopi, Eko kemudian bergegas kembali ke truknya. Sebelum sore tiba, ia harus membongkar muatan untuk pembangunan sebuah hotel baru di kota pariwisata super premium itu.
“Barang ini mau dibongkar untuk proyek Hotel Marriott Labuan Bajo. Perjalanan dari Surabaya,” kata Eko saat berbincang dengan Tajukflores.com pada Minggu, 19 November 2023.
Bertaruh Nyawa di Lintasan Flores
Eko Wahyudi merupakan sopir truk antar pulau yang melayani rute Surabaya-Flores. Tugasnya bukanlah ringan. Menempuh rute dari Surabaya, Jawa Timur hingga ke Pulau Flores, ia menjelajahi jalan terjal dan cuaca tak menentu.
Eko mengaku sudah puluhan tahun menjadi pengemudi truk logistik. Lebih dari setengah hidupnya dihabiskan di atas roda truk. Boleh dibilang, ia termasuk menjadi saksi perubahan dari harga solar dari tahun ke tahun.
“Mulai tahun 1999 sudah di jalan, waktu harga solar masih 550 rupiah per liter,” ucap Eko.
Dalam dua tahun terakhir, pria asal Bali ini sudah intens mengangkut kebutuhan logistik ke Labuan Bajo. Itu dimulai sejak pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tana Mori hingga sejumlah hotel yang sementara dalam pembangunan saat ini.
“Kalau dari Surabaya ke sini itu dua hari satu malam. Mungkin kita hanya nginap dua hari hanya nunggu kapal aja. Ada kapal jadwal keberangkatan ke Surabaya kita pulang. Kahidupan banyak di jalan dibandingkan di rumah,” ujarnya.
Dalam sekali kali perjalanan ke daratan Flores, Eko diberi upah oleh perusahaannya sebesar Rp2,5 juta Anggaran itu sudah termasuk makan, sementara biaya bahan bakar seperti solar ditanggung perusahaan.
Tak jarang truk yang ia bawa sebagai hotel berjalan untuk menginap ketika turun dari kapal. Bagi Eko, puluhan tahun menjadi pengemudi truk bukan perkara mudah. Suka duka sudah ia rasakan.