Pihaknya tidak yakin bahwa putra daerah asal NTT tidak memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup untuk lulus menjadi Akpol hanya bedanya karena putra daerah mungkin tidak memiliki kekuatan lain untuk bisa lolos baik.

“Kalau seleksi masih seperti ini, ya jangan salahkan masyarakat untuk menilai bahwa seleksi Akpol ini ya banyak permainannya. Harus ada bakingan yang kuat bahkan kekuatan finansial. Ini harus jadi perhatian Kapolri. Bila perlu proses seleksi dari awal lagi sehingga muncul putra daerah asal NTT yang bisa lulus jadi Taruna Polri,” tegas Wilvridus.

Pihaknya juga memastikan akan mengawal kasus ini kepada Mabes Polri dengan mendesak Kapolri agar membatalkan hasil seleksi ini. Bahkan pihaknya meminta agar Kapolri memeriksa Kapolda NTT terkait proses seleksi ini.

“Kan lucu asal Polda NTT ada nama seperti Situmeang, Silitonga, Manurung, Silalahi dan juga Ketut. Ini buat kami orang NTT jadi marah juga karena kami seperti tidak dianggap. Negara ini semua kenal banyak intelektual itu asal NTT jadi kami pastikan anak-anak daerah NTT sangat siap bersaing jika prosesnya transparan,” tukasnya.

Adapun 11 casis Akpol itu adalah Yudhina Nasywa Olivia (Wanita), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui, Bintang Lijaya, Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abisai Silitonga, Muhammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Karna Silalahi, dan Lucky Nuralamsyah.