Lebih lanjut dia mengatakan, pada saat hari pemberkatan sesuai rencana, ketika tiba di tenda (kapela darurat) ia menemukan tidak ada tanda-tanda persiapan untuk digunakan sebagai tempat upacara misa pengukuhan sakramen pernikahan, sedangkan tenda resepsi penuh dengan hiruk pikuk aktivitas pesta dan hingar bingar musik.

Oleh karena itu, ia pun memerintahkan untuk segera menyiapkan tenda (kapela darurat) untuk dilangsungkan upacara sakramen pernikahan, yang harus didahului dengan pembinaan/persiapan terakhir dan pengakuan dosa.

Menurut pengakuan Romo Agus, mempelai dan keluarga datang ke kapela darurat namun tidak langsung masuk. Mereka berdiri saja di luar dengan acuh, malas tahu dan enggan.

“Padahal waktu sudah lewat dan belum ada persiapan akhir dan pengakuan dosa, supaya bisa dilanjutkan dengan upacara pemberkatan. Nampak jelas dari sikap mereka bahwa mereka mati-matian ingin agar melangsungkan upacara pengukuhan sakramen pernikahan di tenda resepsi,” beber dia.

Baca Juga:  Mahfud MD Sebut Penetapan Tersangka Wamenkumham Eddy Hiariej Sesuai Prosedur

Romo Agus juga membantah jika penundaan berkat nikah bukan karena alasan konflik keluarga dari Wendy dan Betty. Dia mengatakan bahwa apapun yang menjadi alasan masalah perselisihan keluarga mempelai dengan mama besar, bukan sebuah alasan untuk menunda upacara pemberkatan nikah tersebut.

“Demikian juga halnya dengan alasan adanya anggota keluarga mempelai yang sakit. Pertanyaan saya tentang adanya persoalan keluarga di antara mereka saat di tenda (kapela darurat) adalah untuk mendapat kepastian kenapa tenda (kapela darurat) tidak disiapkan sebagai tempat upacara pemberkatan nikah,” ujarnya.

Baca Juga:  Malam-malam Giring Bawa Rombongan PSI Sambangi Airlangga di DPP Golkar

Oleh karena itu, Romo Agus mengatakan bahwa saat itu ia menyampaikan kepada mempelai dan keluarga bahwa pemberkatan nikah ditunda, bukan dibatalkan. Tak lama kemudian, Romo Agus kembali ke paroki.

“Mereka juga kembali ke tenda resepsi dan mulai menunjukan reaksi macam-macam sambil meneriaki saya sebagai pastor putar balik, dan lain-lain yang divideokan dan disebar lewat berbagai media,” jelas Romo Agus.

“Jadi yang sebenarnya adalah upacara pemberkatan itu ditunda bukan dibatalkan dengan pesan, silahkan selesaikan pestanya, setelah ada kesiapan batin baru dilakukan pemberkatan nikah,” pungkas Romo Agus Lake.