“Starlink di IKN dan daerah-daerah yang belum terjangkau internet di Indonesia,” kata Usman.

Berdasarkan data milik Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), baru 78,9 persen penduduk indonesia yang mengakses internet, sisanya belum mendapatkan akses. Dia mengatakan kehadiran Starlink diharapkan bisa mengakomodasi mereka yang belum mendapatkan akses internet.

“21 persen ini bisa disimpul Starlink akan masuk,” tutur Usman.

Menurut Usman, layanan internet berbasis satelit dibatasi geografis tertentu. Ia menyebut layanan berbasis satelit tak bisa digunakan di Jakarta. Pasalnya, kata dia, saat ini operator layanan internet di Jakarta menggunakan Fiber Optik, lebih canggih dari yang berbasis satelit.

“Fiber optik, kan, teknologi yang paling stabil dalam teknologi komunikasi, teknologi stabil mahal dia. Lebih mahal dari satelit, lebih mahal dari BTS,” tutur Usman Kansong.

Kehadiran Starlink di Indonesia dikhawatirkan menjadi ancaman persaingan bisnis ISP atau penyedia jasa internet. Apalagi, saat ini, Starlink telah mengantongi izin penyelenggaraan telekomunikasi.

Hub dan infrastruktur untuk mendukung VSAT sudah dibangun Starlink. Selain itu,

Adapun uji laik operasi direncanakan akan dilakukan di Ibu Kota Negara (IKN) pada Mei 2024 ini, tetapi tanggalnya belum dipastikan.

Jika pada percobaan tersebut berjalan lancar dan memenuhi ULO, Starlink berpeluang mendapat izin untuk sepenuhnya beroperasi. Kehadirannya setara dengan ISP yang sudah berjalan di Indonesia lainnya. Tentu saja, pemberian izin turut memastikan Starlink sudah memenuhi semua ketentuan dalam peraturan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.