Kondisi Perbankan Indonesia saat Terjadinya Krisis Ekonomi 1998 dan Covid-19

Selasa 25-04-2023, 12:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Krisis Moneter yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia memiliki dampak yang sangat luas, terutama dalam sektor perbankan. Foto ilustrasi

Krisis Moneter yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia memiliki dampak yang sangat luas, terutama dalam sektor perbankan. Foto ilustrasi

Meskipun demikian, kondisi perbankan nasional saat ini dinilai stabil, terutama karena adopsi teknologi digital dalam layanan perbankan. Namun, digitalisasi juga membawa risiko baru seperti penipuan dan pencurian data pribadi, yang memerlukan perhatian khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Secara umum, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan OJK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berkelanjutan dan berdaya tahan di tengah dinamika yang terus berubah.

Dalam upaya mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19, pemerintah dan Bank Indonesia telah mengambil sejumlah langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, termasuk sektor perbankan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan dikeluarkan untuk menangani dampak pandemi ini, yang juga memberikan dampak terhadap sektor perbankan.

Baca Juga:  Eiger dan Dusit Bakal Bangun Hotel dan Glamping di Kawasan Parapuar Labuan Bajo

Salah satu langkah penting yang diambil adalah memberikan wewenang kepada OJK untuk memaksa bank melakukan merger guna menghadapi pelemahan sektor jasa keuangan. Pemerintah bahkan menyiapkan sanksi besar hingga Rp1 triliun bagi bank yang menolak atau menghambat proses konsolidasi.

Selain itu, adanya pengawasan yang ketat terhadap kredit macet (non performing loan / NPL) juga menjadi fokus utama. Sejak sebelum pandemi, sudah terlihat peningkatan angka NPL di beberapa wilayah, dan kondisi ini semakin memburuk ketika pandemi menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia.

Oleh karena itu, OJK dan pemerintah perlu terus memantau dan mengelola risiko-risiko yang mungkin muncul dalam sektor perbankan, termasuk mengantisipasi peningkatan NPL.

Di sisi lain, inflasi selama pandemi Covid-19 diperkirakan relatif rendah, terutama didorong oleh penurunan permintaan masyarakat dan harga komoditas global yang rendah.

Stabilitas nilai tukar Rupiah juga tetap terjaga, meskipun masih ada tantangan seperti premi risiko yang terkait dengan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Baca Juga:  Data Dinkes, Kasus Flu Singapura di Yogyakarta Melonjak!

Digitalisasi perbankan juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas sektor perbankan di tengah pandemi. Meskipun membawa risiko baru seperti fraud dan pencurian data, digitalisasi juga mempercepat proses transaksi dan memungkinkan masyarakat untuk tetap melakukan transaksi keuangan tanpa harus keluar rumah, yang sangat penting untuk meminimalkan penyebaran virus.

Secara keseluruhan, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan yang dihadapi.

Tetapi, tetap diperlukan kerjasama antara regulator, bank, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan yang masih ada dan memastikan keberlanjutan pemulihan ekonomi.

Nah, demikinlah kondisi perbankan Indonesia saat terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 dan pandemi Covid-19 tahun 2020.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Peter D

Editor : Peter D

Berita Terkait

Pertamina Turunkan Harga BBM Pertamax dan Dex Series Mulai 1 September 2024
Wamenparekraf: Percepatan Pembangunan di NTT Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Investasi Mengalir Deras ke Labuan Bajo, Menparekraf Dorong Keterlibatan Diaspora NTT
BPOLBF dan Kemenparekraf Gelar Roundtable Meeting untuk Jajaki Peluang Investasi di Labuan Bajo Flores
Pengguna Transaksi QRIS Meningkat Pesat, BI Catat Lonjakan Signifikan
Sumbang Rp126 Juta, Target PAD Pariwisata Manggarai Turun, Baru 4 Destinasi yang Berkontribusi!
Pemerintah Resmi Bentuk Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat
5 Rekomendasi Koperasi Simpan Pinjam di Kupang, NTT
Berita ini 111 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB