Nah, sepanjang dialog berlangsung pemuda ini terus menerus menyelutuk dengan tidak beretika. Sudah ditegur oleh orang sekitar maupun mereka yang ikut salam rombongan Pak Gub tapi tidak digubris. Sedang Pak Gub sendiri masih berusaha berdialog yang baik dengan tetua adat yang sempat emosi dan merobek bajunya minta ditembak. Padahal sedang dijelaskan dengan baik (kemungkinan sudah ditunggangi atau diprovokasi sehingga sudah emosional duluan).
Karena sedang menjelaskan tapi pemuda tersebut menyelutuk berkali-kali, wajar Pak Gub kehilangan kesabaran dan langsung menegur pemuda tersebut. Setelah itu tetua tersebut tersinggung dan bangun minta pemuda itu ikut jalan sambil berteriak-teriak. Kejadian sekitar jam 10.35.
Setelah 2 orang ini pergi, tetua masyarakat yang lain masih tinggal dan melanjutkan dialog yang berakhir damai dan Pak Gub memberikan solusi-solusi untuk masukan dari masyarakat, termasuk pengelolaaan tanah yang tidak bisa ditanami rumput, pemakaian embung yang ada di wilayah tersebut. Juga akan ada pertemuan berikut dimana pak Gub akan diundang ke desa untuk bertemu secara adat. Dialog berakhir sekitar pukul 10.58 dengan salaman dan pelukan antara pak Gub dan tetua adat yg masih ada dan masyarakat sekitar. Bahkan, saat dalam perjalanan, Pak Gub sempat turun dari mobil untuk menyapa lagi masyarakat yang sedang berkumpul di dekat UPT.
Sebelum meninggalkan lokasi, nampak Kepala Desa Kabaru dan beberapa masyarakat sekitar minta kepada Gubernur agar Desa Kabaru dapat diterangi oleh listrik, karena sejak tahun 2015 hanya tiang lampu saja yang berdiri, sedangkan penerangan belum ada sampai saat ini.
Gubernur pun langsung minta salah satu stafnya untuk segera menelpon GM PLN agar desa Kabaru segera dapat menikmati listrik.