Video viral Gubernur NTT Viktor B. Laiskodat berdebat panas dengan Umbu Maramba Hawu (UMH), mantan Kepala Desa Kabaru sekaligus Ketua Kepercayaan Marapu (Kepercayaan Asli Sumba) viral di media sosial.

Terutama terkait pernyataan Viktor yang bernada makian kepada salah seorang pemuda pada saat pertemuan berlangsung. Akibatnya, Viktor Laiskodat pun dikecam di media sosial.

Di grup Facebook, beredar kronologi peristiwa perdebatan Laiskodat dengan Umbu Maramba Hawu. Berikut kronologinya, sebagaimana dikutip Tajukflores.com, Rabu (1/12):

Sabtu tanggal 27 Nov 2021 sekitar jam 10.10, rombongan Pak Gub tiba di UPT tersebut dalam rangka kunjungan untuk lihat persiapan lahan untuk pembibitan sapi jenis Wagyu yang diimpor khusus untuk dikembangkan di Sumba. Ikut hadir bapak bupati Belu untuk studi lapangan, karena di Belupun sedang disiapkan lahan sekitar 500 hektar untuk pembibitan sapi jenis Wagyu.

Kami mengitari area UPT sampai sekitar jam 10.20 berkumpul di depan UPT karena ada permintaan dari masyarakat setempat untuk bertemu Pak Gub. Topik yang ditanyakan adalah “siapa yang menyerahterimakan tanah tersebut dan kapan”, dan ditanyakan berkali-kali, sekalipun sudah dijawab dengan gamblang oleh Pak Gub. Dan berkali-kali pak Gub menjelaskan bahwa tanah tsb tidak diserahterimakan ke pihak manapun, karena tanah tsb adalah milik Pemprov NTT yang akan dikelola untuk kesejahteraan rakyat di Sumba. Tetapi bapak tetua tetap bersikukuh bahwa tanah tsb sudah diserahterimakan ke pihak ke-3.

Sampai akhirnya pak Gub menjelaskan kalau PT Asia Beef itu tidak pernah membeli atau diserahterimakan tanah tsb, pihak PT Asia Beef hanya pihak ke-3 yang diajak bekerjasama oleh Pemprov untuk membantu pengelolaan peternakan dari awal, karena mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan sapi Wagyu. Nanti kedepannya masyarakat sekitar yang mau dilatih untuk mengelola dan berpartisipasi, maupun yang mau memelihara sapi jenis Wagyu yang dikembangkan di Sumba, semua akan difasilitasi. Bahkan tanah di dalam area peternakan yg tidak bisa ditanam rumput akan diserahkan untuk dikelola masy sekitar untuk pertanian.

Akan tetapi tetua adat tersebut tetap bersikukuh dan selama ada dialog, dari sebelah kanan Pak Gub, pemuda berbaju hijau muda memakai masker terus menyelutuk dan menggerutu de ngan nada provokasi. Contoh: saat Pak Gub bicara datang ke Sumba untuk memberi hidup lebih baik untuk masyarakat sekitar, si pemuda ini menyelutuk “Selama ini kami sudah hidup, tidak perlu lagi dihidupkan”.

Nah, sepanjang dialog berlangsung pemuda ini terus menerus menyelutuk dengan tidak beretika. Sudah ditegur oleh orang sekitar maupun mereka yang ikut salam rombongan Pak Gub tapi tidak digubris. Sedang Pak Gub sendiri masih berusaha berdialog yang baik dengan tetua adat yang sempat emosi dan merobek bajunya minta ditembak. Padahal sedang dijelaskan dengan baik (kemungkinan sudah ditunggangi atau diprovokasi sehingga sudah emosional duluan).

Karena sedang menjelaskan tapi pemuda tersebut menyelutuk berkali-kali, wajar Pak Gub kehilangan kesabaran dan langsung menegur pemuda tersebut. Setelah itu tetua tersebut tersinggung dan bangun minta pemuda itu ikut jalan sambil berteriak-teriak. Kejadian sekitar jam 10.35.

Setelah 2 orang ini pergi, tetua masyarakat yang lain masih tinggal dan melanjutkan dialog yang berakhir damai dan Pak Gub memberikan solusi-solusi untuk masukan dari masyarakat, termasuk pengelolaaan tanah yang tidak bisa ditanami rumput, pemakaian embung yang ada di wilayah tersebut. Juga akan ada pertemuan berikut dimana pak Gub akan diundang ke desa untuk bertemu secara adat. Dialog berakhir sekitar pukul 10.58 dengan salaman dan pelukan antara pak Gub dan tetua adat yg masih ada dan masyarakat sekitar. Bahkan, saat dalam perjalanan, Pak Gub sempat turun dari mobil untuk menyapa lagi masyarakat yang sedang berkumpul di dekat UPT.

Sebelum meninggalkan lokasi, nampak Kepala Desa Kabaru dan beberapa masyarakat sekitar minta kepada Gubernur agar Desa Kabaru dapat diterangi oleh listrik, karena sejak tahun 2015 hanya tiang lampu saja yang berdiri, sedangkan penerangan belum ada sampai saat ini.

Gubernur pun langsung minta salah satu stafnya untuk segera menelpon GM PLN agar desa Kabaru segera dapat menikmati listrik.