Potensi cuaca ekstrem ini disebabkan oleh adanya bibit siklon tropis 99S di Daratan Australia bagian Utara yang membentuk daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah NTT.

Potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di NTT antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenotek, menjelaskan bahwa kondisi dinamika atmosfer saat ini menunjukkan suhu permukaan laut yang hangat dan kelembaban yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.

Hal ini mengindikasikan pasokan uap air di wilayah NTT cukup signifikan yang mendukung terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan yang cukup intens.

“Itulah yang menyebabkan NTT berpotensi hujan ringan hingga lebat, lalu disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam sepekan ke depan,” kata Sti.

Ia berharap masyarakat dapat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat ini.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan topografi curam atau tebing, Sti mengimbau agar mewaspadai ancaman longsor dan banjir bandang saat terjadi hujan dengan durasi panjang.

“Jangan panik, tapi harus waspada dan pantau informasi peringatan dini dari BMKG,” kata Sti.