Di tengah perkembangan dunia yang semakin tak terbatas dan persaingan penemuan teknologi terbarukan semisal kecerdasa buatan (AI), maka siswa di Indonesia perlu dipersiapkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Hal ini sejalan dengan perubahan karakteristik siswa secara global yang ranah pikir dan keterampilannya sudah tidak lagi sesuai dengan karakteristik siswa satu dekade yang lalu misalnya.

Perubahan karakteristik ini mau tak mau harus diselaraskan dengan perubahan pendidikan sehingga siswa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan jika mungkin bersaing dengan siswa dari negara lain dalam hal prestasi.

Sisi positif dari Kurikulum Merdeka dirasakan oleh siswa dalam bentuk perubahan pendekatan pembelajaran. Mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi minat belajar mereka secara mendalam, dengan harapan membentuk karakter dan kompetensi yang kuat.

Siswa juga menjadi lebih aktif dalam proses belajar, tidak lagi terpaku pada target angka semata, tetapi mampu mengembangkan berbagai aspek, seperti karakter dan pola berpikir, yang penting dalam kehidupan.

Bagi para guru, Kurikulum Merdeka membawa dampak positif melalui peluang pengembangan diri dan platform mengajar yang lebih fleksibel. Program Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan contoh nyata bagaimana pendidik berkualitas dapat memperkaya dan menjaga kualitas kurikulum ini.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi. Siswa dengan motivasi rendah atau kesulitan dalam memahami pelajaran mungkin merasa terbebani dengan fleksibilitas kurikulum ini.

Meskipun merupakan peluang besar bagi siswa yang aktif dan bersemangat, tantangan untuk membangkitkan minat belajar bagi siswa yang kurang termotivasi tetap menjadi perhatian utama bagi tenaga pendidik.

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk mengembangkan minat dan potensi mereka di luar batas yang biasa.

Namun, untuk memastikan efektivitasnya, diperlukan upaya bersama dari semua pihak terkait dalam menangani tantangan yang mungkin timbul, sambil tetap memaksimalkan manfaat yang ditawarkan oleh konsep ini dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Refleksi

Perubahan kurikulum memang bukan perkara mudah. Diperlukan data akurat dan refleksi mendalam terhadap hasil evaluasi pendidikan untuk memastikan perubahan tersebut tepat sasaran dan tidak terkesan asal-asalan.

Refleksi yang jujur dan berani menjadi kunci untuk menilai kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di Indonesia. Proses ini penting untuk mengidentifikasi kelemahan dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Tanpa refleksi dan identifikasi yang menyeluruh, pendidikan akan terus terjebak dalam zona nyaman dan gagal menjawab tantangan zaman, seperti revolusi industri 4.0 dan surplus tenaga kerja.

Refleksi dan identifikasi kelemahan pendidikan yang dilakukan secara jujur, terencana, dan terukur memungkinkan kita untuk memahami sejauh mana sistem pendidikan telah menghasilkan individu yang unggul dan berdaya saing.

Pemahaman ini menjadi pendorong untuk melakukan transformasi pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan, menuju pendidikan yang memerdekakan dan menghasilkan generasi penerus yang mampu menjawab tantangan masa depan.

Bahwa pendidikan yang memerdekakan bukan hanya tentang mencetak lulusan yang pintar secara teoritis, tetapi juga individu yang mandiri, berdaya saing, dan mampu mengaplikasikan keterampilannya dalam dunia kerja.

Lulusan yang tidak mampu bekerja secara mandiri dan bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan dan mencari nafkah tidaklah merdeka.

Opini oleh Anastasia F. Marezki, S.Pd., Gr