Di tengah perkembangan dunia yang semakin tak terbatas dan persaingan penemuan teknologi terbarukan semisal kecerdasa buatan (AI), maka siswa di Indonesia perlu dipersiapkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Hal ini sejalan dengan perubahan karakteristik siswa secara global yang ranah pikir dan keterampilannya sudah tidak lagi sesuai dengan karakteristik siswa satu dekade yang lalu misalnya.
Perubahan karakteristik ini mau tak mau harus diselaraskan dengan perubahan pendidikan sehingga siswa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan jika mungkin bersaing dengan siswa dari negara lain dalam hal prestasi.
Refleksi
Perubahan kurikulum memang bukan perkara mudah. Diperlukan data akurat dan refleksi mendalam terhadap hasil evaluasi pendidikan untuk memastikan perubahan tersebut tepat sasaran dan tidak terkesan asal-asalan.
Refleksi yang jujur dan berani menjadi kunci untuk menilai kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di Indonesia. Proses ini penting untuk mengidentifikasi kelemahan dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Tanpa refleksi dan identifikasi yang menyeluruh, pendidikan akan terus terjebak dalam zona nyaman dan gagal menjawab tantangan zaman, seperti revolusi industri 4.0 dan surplus tenaga kerja.
Refleksi dan identifikasi kelemahan pendidikan yang dilakukan secara jujur, terencana, dan terukur memungkinkan kita untuk memahami sejauh mana sistem pendidikan telah menghasilkan individu yang unggul dan berdaya saing.
Pemahaman ini menjadi pendorong untuk melakukan transformasi pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan, menuju pendidikan yang memerdekakan dan menghasilkan generasi penerus yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Bahwa pendidikan yang memerdekakan bukan hanya tentang mencetak lulusan yang pintar secara teoritis, tetapi juga individu yang mandiri, berdaya saing, dan mampu mengaplikasikan keterampilannya dalam dunia kerja.
Lulusan yang tidak mampu bekerja secara mandiri dan bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan dan mencari nafkah tidaklah merdeka.
Opini oleh Anastasia F. Marezki, S.Pd., Gr
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.