Pemerintah menetapkan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang pariwisata di Nusa Tenggara Timur atau NTT untuk mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan warga setempat.

Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh menjelaskan, Flores mempunyai pelbagai destinasi yang potensial.

“NTT itu memiliki daya tarik yang luar biasa dari sisi pariwisata. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mentransformasikan potensi-potensi ini menjadi produk unggulan yang berkualitas sehingga harus diperhatikan prinsip keberlanjutannya,” kata Frans dalam keterangannya, Senin (31/8).

Guna mengoptimalkan potensi Labuan Bajo dan kawasan wisata lainnya di Pulau Flores, Frans mengatakan perlu ada kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi juga dilakukan untuk membangkitkan kepercayaan wisatawan kembali berkunjung ke Flores setelah adanya pandemi.

Sepanjang 2019, NTT dikunjungi oleh 137.740 wisatawan mancanegara dan 210.770 wisatawan domestik. Kepala Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Manggarai Barat Servasius Irwan Budi Setiawan mengatakan dari jumlah tesebut, mayoritas turis menyambangi Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu warisan dunia UNESCO.

“Taman Nasional Komodo pada 2019 menyumbangkan pendapatan asli daerah Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp 50 miliar dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” tutur Servasius.

Adapun Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do mengatakan, melalui Labuan Bajo, wisatawan dapat menikmati berbagai atraksi wisata alam dan budaya yang menarik di berbagai daerah yang ada di Flores. Misalnya tradisi tinju adat atau Etu yang dilaksanakan setiap tahun di 31 kampung adat di Nagekeo.