Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Komite Nasional Demokrat (DNC). Chief Security Officer Bob Lord bahkan meminta semua pejabat DNC untuk menghapus aplikasi tersebut di ponselnya.

“Tidak jelas apa risiko privasi yang akan dihadap. Tapi yang jelas, menghindari aplikasi memberikan manfaat lebih besar ketimbang risikonya,” kata Lord.

DNC sendiri memang pernah mengalami pengalaman buruk berkaitan dengan pemerintah Rusia. Pada 2015 dan 2016, jaringan komputer DNC pernah dibobol hacker. Beberapa hli keamanan siber dan pemerintah AS menuding pemerintah Rusia adalah dalangnya.

Dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (19/7/2019) FaceApp sendiri telah mengetahui adanya kekhawatiran tersebut dan mengatakan bahwa data pengguna tidak akan dikirim ke Rusia.

“Meskipun tim riset dan pengembangan inti berada di Rusia, data pengguna tidak akan ditransfer kesana. Kebanyakan gambar dihapus dari server kami dalam 48 jam setelah  diunggah,” jelas FaceApp.

“Kami juga tidak menjual atau memberikan data pengguna kepada pihak ketiga,” lanjut FaceApp.

FaceApp menggunakan server AWS dan Google Cloud untuk penyimpanan data. Popularitasnya melesat karena #AgeChallenge. Sejak 10 Juli lalu, aplikasi ini telah diunduh sebanyak 13 juta kali.