Bulan lalu, 42 Anggota Partai Demokrat dari DPR dan Senat AS menandatangani surat yang ditujukan kepada CEO Google, Sundar Pichai, mendesak perusahaan untuk berhenti mengumpulkan dan menyimpan informasi lokasi pengguna.

Surat tersebut menyoroti bahwa praktik pengumpulan data lokasi saat ini dapat memberikan peluang bagi kelompok ekstremis untuk menyalahgunakan informasi tersebut, khususnya dalam hal layanan kesehatan reproduksi.

Sebelumnya pada Juli, Google telah mengumumkan langkah untuk menghapus data riwayat lokasi pengguna yang mengunjungi klinik aborsi, pusat perawatan narkoba, tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga, klinik penurunan berat badan, serta lokasi sensitif lainnya.

Perusahaan ini menjelaskan bahwa sistem mereka akan secara otomatis menghapus entri data lokasi sensitif dari riwayat pengguna segera setelah pengguna tersebut meninggalkan lokasi tersebut.

Google menyatakan kepada Business Insider bahwa pembaruan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan privasi pengguna dan memberikan lebih banyak kendali kepada individu atas data mereka.

Langkah ini sejalan dengan fitur lain yang telah diperkenalkan sebelumnya, seperti penghapusan otomatis dan Mode Incognito.