Namun, yang paling penting selain hal tersebut menurut pria kelahiran Waling itu adalah bagaimana Pemda Matim bisa membangun jaringan yang lebih luas. Artinya dapat bekerja sama atau berhubungan dengan Kota lain seperti Jakarta.

“Yang paling penting lagi adalah, peminpin Matim ke depan harus punya keluasan jaringan ke Jakarta agar Matm dibangun dengan dana yang cukup, karena topografi yang sulit dan kemampuan keuangan daerah yang kecil,” jelasnya.

Karena itu, lulusan Master Politik Universitas Indonesia (UI) itu berkeinginan untuk meningkatkan penerimaan daerah Matim jika terpilih pada November mendatang. Menurutnya, ada banyak hal yang menjadi potensi daerah Matim untuk meningkatkan pendapatan ke depannya.

“Saya berambisi meningkatkan sisi penerimaan daerah dengan cara berdayakan apa yang sudah ada di Matim, mulai dari perikanan, pertanian, kopi dan lain-lain,” katanya.

Untuk memuluskan langkahnya, dia saat ini sudah menjalin komunikasi dengan partai Golkar dan PDI Perjuangan. Dia juga terus memperkenalkan dirinya kepada masyarakat Matim dengan mengelilingi wilayah Matim.

“Kalau komunikasi politik, saat sini ada Golkar dan PDIP,” tutupnya.