Mario Pranda harus melepaskan kursi DPRD Manggarai Barat yang baru saja diraihnya, sementara Richard Sontani harus meninggalkan jabatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) meskipun masa pensiun masih jauh.

“Richard dan saya punya tiga alasan utama. Pertama, saatnya Manggarai Barat mengalami perubahan dalam gaya atau karakter kepemimpinan. Kedua, kami memiliki kemandirian dalam bersikap dan tidak terpengaruh oleh kepentingan luar. Ketiga, kami ingin membuka akses antara rakyat dan pemerintah daerah serta memanfaatkan semua sumber daya yang ada,” jelas Mario.

Mario Pranda juga meminta dukungan penuh dari pendukungnya yang hadir. “Saya harap semua yang hadir di sini menjadi penggerak untuk kemenangan kita. Orang Manggarai Barat harus bangga karena calon bupati yang paling muda di NTT adalah calon bupati Manggarai Barat,” ungkapnya.

Acara deklarasi ini menunjukkan dukungan besar dari masyarakat Manggarai Barat, dengan ribuan pendukung dari 12 kecamatan menghadiri acara tersebut.

Mario Pranda dan Richard Sontani, yang diusung oleh koalisi ‘Harapan Baru’ yang terdiri dari 9 partai politik, termasuk Demokrat, Golkar, PAN, Perindo, PSI, PKN, Ummat, Gelora, dan Buruh, resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati di KPUD Manggarai Barat pada hari yang sama.

Pranda menutup pidatonya dengan menyampaikan niat tulusnya untuk membuka akses antara rakyat dan pemerintah daerah serta memastikan kreativitas dalam mengoptimalkan potensi daerah.

“Kita akan membuka akses yang lebih baik antara rakyat dan pemerintah, dan kreatif dalam memanfaatkan semua kekayaan yang ada di Manggarai Barat,” pungkasnya

Tajuk Flores
Alex K