Tajukflores.com – Sebutan imam, pastor, dan romo adalah istilah yang sering kali digunakan dalam konteks Gereja Katolik. Namun tahukah Anda bahwa ketiganya mengacu pada peran yang berbeda-beda? Mari kita jelajahi lebih lanjut.

Imam, Pastor, dan Romo

Istilah ‘imam’ berkaitan dengan tugas menguduskan. Sebagaimana dalam banyak agama, tugas seorang imam adalah mempersembahkan kurban bagi Allah untuk keselamatan umatnya.

Dalam Gereja Katolik, ini merujuk pada kurban ekaristi, perjamuan kenangan akan kurban Salib Kristus. Yesus, sebagai Imam Agung, mempersembahkan kurban tersebut, dan para imam mengambil bagian dalam imamat Yesus ini dengan mempersembahkan kurban ekaristi dan menguduskan umat.

Sebutan ‘pastor’ mengacu pada tugas penggembalaan. Pastor dalam bahasa Latin berarti ‘gembala’. Seorang pastor bertugas memimpin, membimbing, dan mempersatukan umat.

Sebagai gembala, ia mengenal domba-dombanya, memahami kesulitan-kesulitannya, dan menuntunnya ke arah yang benar. Teladan utama bagi pastor adalah Yesus, sang Gembala utama yang baik. Tugas pastoral dilaksanakan bersama seluruh Gereja di bawah penggembalaan Uskup Diosesan.

Romo‘ merupakan sebutan yang berasal dari bahasa Jawa untuk ‘Pater’ (bahasa Latin) atau ‘Father’ (Inggris). Ini sering digunakan untuk para imam praja, tetapi secara umum semua imam juga disebut “romo”.

Ini mencerminkan kedekatan dan relasi hangat antara seorang imam dan umat Katolik, dengan nuansa kekeluargaan dan kebijaksanaan.

1. Keanggotaan dan Inkardinasi

Imam Diosesan adalah anggota keuskupan, sedangkan imam tarekat adalah anggota tarekat atau kongregasi tertentu. Imam tarekat diinkardinasikan pada tarekatnya, sementara imam diosesan diinkardinasikan di keuskupannya.

2. Janji dan Kaul

Tinggalkan Balasan

Tutup