Sebelum atau saat tahbisan, calon imam mengucapkan janji selibat, doa, dan taat kepada uskup. Imam diosesan berjanji taat pada uskupnya, sementara imam tarekat juga mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian dalam konteks kebiarawanannya.

3. Spiritualitas

Imam tarekat membawa spiritualitas tarekatnya dalam tugas pastoralnya, sementara imam diosesan tidak memiliki spiritualitas spesifik, meskipun banyak yang mengadopsi spiritualitas tertentu.

4. Reverendus Dominus (RD) dan Reverendus Pater (RP)

Singkatan RD digunakan untuk imam diosesan, sedangkan RP digunakan untuk imam tarekat. RD menunjukkan bahwa imam diosesan adalah pengurus gereja paroki, sementara RP menunjukkan panggilan mereka sebagai Bapa melalui karya kerasulan tarekat mereka.

Reverendus Dominus berarti tuan yang terhormat. Ini mau menunjuk bahwa imam praja adalah pengurus Gereja paroki, dan di dalam keuskupannya. Tugas utama merekalah menjadi pastor paroki dan menata keuskupan dimana mereka menjadi anggotanya.

edangkan Reverendus Pater (RP) berarti Bapa yang terhormat, yang menunjuk panggilan mereka menjadi Bapa melalui karya-karya kerasulan mereka. Karya pastoral imam tarekat tidak spesifik pada penggembalaan paroki, tetapi banyak banyak imam tarekat berkarya di karya-karya khas tarekat mereka.

Ada banyak imam tarekat berkarya di sekolah, rumah sakit, karya sosial, panti asuhan dll, sesuai dengan karya kerasulan tarekat masing-masing.

Nah, dengan memahami lebih mendalam tentang perbedaan ini, kita dapat lebih menghargai beragam kontribusi dan panggilan dalam komunitas Katolik.

Semua imam, baik diosesan maupun tarekat, memiliki tujuan yang sama: menguduskan dan melayani umat Allah dengan penuh cinta dan kesetiaan.