Penghormatan terhadapnya semakin bertambah setelah penampakannya di Gunung Gargano, Italia, pada abad ke-5. Di sini, sebuah gereja dibangun untuk menghormatinya sebagai tanda keberadaan dan perlindungannya terhadap umat.

Legenda juga mencatat penampakan Malaikat Mikael di atas Gunung Santo Angelo (Benteng Santo Mikhael) ketika Roma mengalami wabah penyakit. Paus Gregorius disebut melihat Mikael tengah menghunus pedangnya di makam Kaisar Adrian, memberikan perlindungan bagi kota Roma.

Penghormatan dan keyakinan akan kehadiran serta perlindungan Mikael sebagai malaikat agung terus menjadi bagian penting dalam spiritualitas umat Kristen, menjadi simbol kekuatan dan iman dalam menghadapi tantangan dan perjuangan hidup.

Malaikat Agung dan Perannya

Peran besar Malaikat Agung sebagai utusan Tuhan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual Katolik. Mereka dianggap sebagai pelayan langit yang mendampingi dan melindungi umat manusia, membantu mereka menjaga iman kepada Kristus agar terus berada dalam keselamatan yang berasal dari Allah melalui Yesus Kristus.

Kehadiran para malaikat ini dianggap sebagai anugerah, sebuah bukti dari kasih dan perlindungan ilahi yang senantiasa mengelilingi umat manusia.

Dalam sejarah, Gereja Katolik secara resmi mengakui tiga dari tujuh Malaikat Agung, yaitu Santo Mikael, Santo Gabriel, dan Santo Rafael. Pengakuan atas ketiga malaikat ini didasarkan pada keberadaan mereka yang tercatat dalam Kitab Suci, menjadi bagian integral dari ajaran dan doktrin Gereja Katolik.

Sementara empat malaikat lainnya, yaitu Santo Uriel, Santo Yehudiel, Santo Barachiel, dan Santo Sealtiel, diakui sebagai kelompok kerubim atau makhluk surga lainnya, meskipun tidak secara langsung diakui sebagai Malaikat Agung dalam doktrin Gereja Katolik.

Ini menegaskan pentingnya peran utusan Tuhan, terutama peran tiga Malaikat Agung yang diakui secara resmi, dalam memandu, melindungi, dan membimbing umat manusia dalam perjalanan iman mereka.