Tradisi wuat wa’i merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terbilang unik.

Dalam tradisi ini, masyarakat akan bahu-membahu membantu sesamanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah). Atau tradisi “patungan” untuk membiayai anak dalam satu kampung yang ingin melanjutkan sekolah.

Masyarakat Manggarai secara bergantian akan membawa sumbangan baik dalam bentuk materi uang maupun sumbangan moral berupa doa dan nasihat bagi anak yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Filosofi Tradisi Wuat Wa`i

Secara etimologis, wuat wa`i berasal dari dua kata dalam bahasa Manggarai, yakni wuat artinya mengutus dan wa`i artinya kaki.

Baca Juga:  Operasi Keselamatan Turangga 2024 di Mabar Dimulai, Sasar 8 Pelanggaran Lalu Lintas

Secara harfiah, wuat wa`i artinya mengutus kaki. Namun jika diartikan secara lebih mendalam, wuat artinya membekali dan wa`i artinya, berjalan jauh. Jadi, wuat wa`i artinya membekali seseorang untuk berjalan jauh atau merantau.

Tradisi wuat wa`i berisi pesta perayaan yang diselenggarakan sebuah keluarga inti dan dihadiri keluarga besar, tokoh masyarakat, pengusaha, dan masyarakat umum.

Dijelaskan dalam laman Pusat Layanan Pendidikan (Puslapdik Kemendikbudristek), perayaan ini diadakan oleh sebuah keluarga ketika seorang anaknya hendak merantau ke luar daerah untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Rangkaian Tradisi Wuat Wa`i

Baca Juga:  Perekat Nusantara Laporkan Rocky Gerung, Natalius Pigai dan Refli Harun ke Polda Metro

Dalam tradisi wuat wa`i, para tokoh masyarakat, tetua desa dan tamu undangan memberikan bekal berupa doa, wejangan, dan bantuan biaya yang diberikan secara gotong royong atau patungan.

Anak yang mau merantau akan memohon doa restu agar perjalanan ke tanah rantau dapat memberikan perubahan bagi kehidupannya sendiri dan juga kehidupan keluarga.

Seorang anak juga akan didoakan dengan sebuah harapan sebagaimana diungkap dalam go`et (pesan moral dalam budaya orang Manggarai) yaitu, Sesek sapu kole mbaru, sesek panggal kole tana,. Artinya keluarga dan masyarakat yang hadir mengharapkan keberhasilan dari seorang anak dalam melanjutkan studi,