“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi. Kemudian, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,” katanya.

Sugiono menyebut, BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South.

Meski demikian, ia memastikan Indonesia tetap akan melanjutkan keterlibatan di forum-forum internasional lainnya.

“Contoh konkrit keberlanjutan ini, antara lain, bulan depan Bapak Presiden akan ikuti KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Sementara, saya juga diundang menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok negara maju G7 expanded session di Fiuggi, Italia,” ujar Menlu Sugiono.

Menlu juga menegaskan, hal tersebut sebagai peran penting Indonesia sebagai bridge builder atau jembatan. Yaitu, antara negara berkembang dan negara maju.

BRICS pertama kali diinisiasi pada 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab.